Berita Kaltim Terkini
4 Jenis Sayuran dengan Produksi Terbanyak di Kecamatan Balikpapan Barat
Kecamatan Balikpapan Barat merupakan salah satu wilayah dengan karakteristik unik di Kota Balikpapan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kecamatan Balikpapan Barat merupakan salah satu wilayah dengan karakteristik unik di Kota Balikpapan.
Secara administratif, Balikpapan Barat terdiri dari 6 kelurahan, yaitu Baru Tengah, Marga Sari, Baru Ilir, Margo Mulyo, Baru Ulu, dan Kariangau.
Wilayah ini dikenal sebagai kawasan yang padat penduduk sekaligus memiliki potensi pertanian hortikultura yang cukup beragam.
Meskipun tekanan urbanisasi tinggi, sebagian masyarakat masih memanfaatkan lahan pekarangan, kebun kecil, dan lahan terbuka untuk membudidayakan tanaman sayuran semusim serta tanaman biofarmaka.
Dalam konteks pertanian modern perkotaan, kegiatan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menjadi sumber tambahan ekonomi dan upaya menjaga ketahanan pangan lokal.
Baca juga: 6 Kelurahan di Balikpapan Barat, Ini Luas Daerah dan Jumlah Penduduknya
Sayuran merupakan sumber utama vitamin, mineral, dan serat alami yang dibutuhkan tubuh manusia.
Sayuran yang ditanam umumnya di Balikpapan Barat adalah jenis tanaman semusim — yakni tanaman yang berumur kurang dari satu tahun, seperti cabai, tomat, sawi, dan kacang panjang.
Jenis tanaman ini banyak dipilih karena siklus tanamnya singkat, perawatannya mudah, dan hasil panennya cepat diperoleh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi “Kecamatan Balikpapan Barat dalam Angka 2025”, terdapat empat jenis sayuran utama yang mendominasi produksi sepanjang 2021 hingga 2024.
Empat komoditas tersebut adalah petsai/sawi, kacang panjang, cabai rawit, dan cabai keriting.
Berikut sayuran dengan produksi terbanyak tahun 2024:
1. Petsai/Sawi
Sawi atau petsai menjadi sayuran dengan produksi tertinggi di Balikpapan Barat pada tahun 2024, dengan total produksi mencapai 526,50 kuintal.
Komoditas ini menjadi unggulan hortikultura karena mampu memberikan hasil yang besar dengan luas panen hanya 4,85 hektar — meningkat pesat dibanding tahun 2023 yang hanya 0,55 hektar dengan produksi 80,20 kuintal.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai memberi perhatian lebih terhadap budidaya sawi.
Selain masa tanam yang singkat (sekitar 30–45 hari), sawi memiliki permintaan tinggi di pasar lokal, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kuliner.
Dengan produktivitas tinggi dan kebutuhan pasar yang stabil, sawi kini dianggap sebagai komoditas strategis bagi pertanian perkotaan Balikpapan Barat.
2. Kacang Panjang
Kacang panjang menjadi salah satu tanaman sayur paling konsisten dibudidayakan di Balikpapan Barat.
Produksinya mencapai 168 kuintal pada tahun 2024 dengan luas panen 0,60 hektar.
Walau mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya — yaitu 1.228 kuintal pada 2021, 1.930 kuintal pada 2022, dan 143 kuintal pada 2023 — komoditas ini tetap menjadi andalan karena kemampuan adaptasinya tinggi terhadap berbagai jenis tanah dan iklim.
Penurunan produksi lebih disebabkan oleh berkurangnya luas lahan tanam, dari 10 hektar di tahun 2021 menjadi hanya 0,60 hektar di tahun 2024.
Namun demikian, produktivitas per hektar justru meningkat, yang menandakan adanya perbaikan teknik budidaya.
Dengan pemanfaatan pupuk organik dan sistem penopang tanaman yang efisien, hasil panen per satuan lahan kini semakin optimal.
Baca juga: 6 Jenis Sayuran dengan Produksi Terbanyak di Kecamatan Balikpapan Selatan
3. Cabai Rawit
Cabai rawit merupakan komoditas yang selalu menjadi sorotan karena nilai jualnya tinggi dan permintaan pasar yang stabil.
Namun, data menunjukkan bahwa produksi cabai rawit di Balikpapan Barat mengalami fluktuasi tajam.
Pada 2021, produksi mencapai 728 kuintal, melonjak ke 2.600 kuintal pada 2022, tetapi kemudian anjlok menjadi 191,50 kuintal pada 2023, dan kembali turun ke 77,50 kuintal pada 2024.
Penurunan tajam ini diduga kuat akibat cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, serta penyakit tanaman seperti antraknosa dan layu fusarium yang sering menyerang cabai di lahan tropis lembap.
Selain itu, luas panen juga menurun dari 10 hektar di 2021 menjadi hanya 3,05 hektar di 2024, yang memperkuat alasan turunnya volume produksi.
Meskipun demikian, cabai rawit tetap menjadi komoditas penting karena potensi keuntungannya tinggi, terutama jika petani mampu mengendalikan hama dan menanam secara bergiliran.
4. Cabai Keriting
Cabai keriting mulai tercatat dalam produksi sayuran Balikpapan Barat sejak tahun 2023 dengan hasil 255 kuintal, namun menurun drastis menjadi hanya 13,20 kuintal pada 2024.
Luas panennya pun tergolong kecil, yaitu hanya 0,8 hektar pada 2024.
Meski produksinya masih rendah, cabai keriting dianggap komoditas potensial jangka menengah, karena memiliki nilai pasar tinggi dan banyak dibutuhkan dalam industri kuliner.
Perluasan lahan serta peningkatan keterampilan petani dalam pengelolaan varietas unggul tahan hama dapat menjadi langkah penting untuk meningkatkan hasil di tahun-tahun mendatang.
Dari seluruh data di atas, terlihat bahwa secara umum total produksi sayuran di Balikpapan Barat mengalami penurunan dari tahun 2021 hingga 2024, seiring dengan menyusutnya luas lahan pertanian aktif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251022_sayuran-ya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.