Kebakaran di Prona

Warga Dengar Jeritan dari Dalam Api, Pasangan Lansia Tewas Terjebak Saat Kebakaran di Balikpapan

Kebakaran di Gang Prona 3, Balikpapan Selatan, Minggu (2/11/2025) dini hari menewaskan pasangan lansia, Jaman Tampubolon dan Yetti Purba.

Editor: Doan Pardede
Tribun Kaltim
KEBAKARAN DI BALIKPAPAN - Kebakaran dini hari di Gang Prona 3, Balikpapan Selatan, menewaskan pasangan lansia pensiunan guru, Jaman Tampubolon dan Yetti Purba. Diduga akibat korsleting listrik.(Tribun Kaltim) 
Ringkasan Berita:
  • Dini hari Minggu (2/11/2025), kebakaran hebat melanda rumah pasangan lansia Jaman Tampubolon (70) dan Yetti Mardalena Purba (65) di Gang Prona 3, Sepinggan, Balikpapan Selatan. 
  • Api yang diduga berasal dari korsleting listrik atau dapur cepat membesar, sementara pasangan pensiunan guru itu terjebak di kamar terkunci dan tewas terbakar. 
  • Warga sempat mendengar teriakan minta tolong, namun akses gang sempit jadi penghambat
  • Jenazah rencananya dimakamkan di Medan, kampung halaman mereka.

TRIBUNKALTIM.CO - Dini hari yang seharusnya tenang di Jalan Prona 3 RT 19, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, berubah menjadi kepanikan luar biasa.

Sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (2/11), api tiba-tiba membubung dari rumah pasangan lansia Jaman Tampubolon (70) dan
Yetti Mardalena Purba (65). 

Dalam sekejap, kobaran si jago merah melahap bangunan sederhana yang telah mereka tempati puluhan
tahun.

Kedua pensiunan guru itu tak sempat menyelamatkan diri. 

Baca juga: Dua Lansia Pensiunan Guru Tewas Terjebak dalam Kebakaran di Balikpapan Selatan

Beberapa warga yang bersiap menunaikan salat Subuh terkejut saat melihat kobaran api di rumah pasangan tersebut.

Mereka berlari mendekat, mengetuk pintu, dan memanggil-manggil nama penghuni rumah.

“Mereka sepertinya masih tidur di dalam. Waktu kebakaran, sudah dipanggil-panggil dari depan, tapi tidak ada respons,” tutur Sutikno, tetangga korban, saat ditemui di lokasi.

Menurut keterangan Jeplin, keponakan korban, kamar tidur pasangan lansia itu tertutup rapat dan dilengkapi pengaman berlapis.

“Pintunya pakai kunci ganda dan kedap udara karena ada AC. Saat api sudah besar, pintu sulit dibuka,” ujarnya.

Warga sempat mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam rumah.

“Kami dengar suara Bu Yetti berteriak, ‘Cepat, Nak! Panas! Alex, cepat!’ tapi setelah itu suaranya hilang,” kata Jeplin dengan mata
berkaca-kaca.

Beberapa warga mencoba mendobrak pintu dapur, namun gagal.

Api dengan cepat membesar dan asap tebal memenuhi ruangan.

“Kami cuma bisa dengar suara ibu itu minta tolong sebelum akhirnya hilang,” ujar Jeplin lirih.

Kepanikan di Gang Sempit

Kebakaran yang terjadi di kawasan padat penduduk itu membuat warga sekitar panik.

Di samping rumah korban terdapat bangunan kos yang jaraknya hanya sekitar satu meter.

Penghuni kos berhamburan keluar, berusaha menyelamatkan diri.

“Saya sama anak panik sekali. Kunci kamar sampai patah waktu mau buka pintu, akhirnya kami lompat lewat jendela belakang,” kata Kamaria, salah satu penghuni kos yang masih tampak gemetar.

Beberapa saksi mata menduga api pertama kali muncul dari dapur.

Warga menyebutkan korban memang memiliki kebiasaan memasak air atau kopi setiap pagi.

Namun, dugaan sementara dari pihak berwenang menyebutkan kebakaran mungkin disebabkan korsleting listrik.

Penyebab pastinya masih dalam penyelidikan kepolisian.

Terkendala Akses

Laporan kebakaran diterima petugas pada pukul 04.15 Wita. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan segera dikerahkan ke lokasi.

Namun, posisi rumah yang berada di dalam gang sempit dengan parit besar di depannya membuat armada pemadam sulit menjangkau titik api.

Petugas terpaksa menarik selang dari jalan utama sejauh puluhan meter.

“Kami tiba di lokasi sekitar pukul 04.20 Wita dan langsung melakukan pemadaman. Api baru bisa dikendalikan sekitar pukul 04.47 Wita,” jelas Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, Minggu pagi.

Setelah api padam, petugas menemukan dua jasad di dalam kamar. Keduanya sudah tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan.

“Iya, benar, korban ditemukan di kamar bagian belakang. Saat tim gabungan menyisir sisa-sisa kebakaran, mereka sudah dalam kondisi hangus terbakar,” ungkap Usman.

Baca juga: Tewas saat Kebakaran di Prona Sepinggan, Pasangan Lansia Dikenal Ramah dan Aktif Berjualan Sembako

Dikenal Ramah

Warga sekitar mengenal pasangan ini sebagai sosok yang ramah dan tekun.

Meski sudah pensiun dari profesi guru, mereka masih menjalankan usaha kecil berupa warung sembako di depan rumah.

“Biasanya mereka bangun sebelum pukul empat untuk buka warung. Mungkin tadi malam ketiduran, jadi tidak sempat menyelamatkan diri,” kata Siti, tetangga korban.

Kini, hanya puing hitam yang tersisa. Aroma asap masih tercium di udara, dan di antara sisa arang, warga berdiri terdiam mengenang dua sosok yang setiap pagi menyapa dengan senyum.

Jenazah Jaman Tampubolon dan Yetti Mardalena Purba rencananya akan diterbangkan ke Medan untuk dimakamkan di kampung halaman mereka. 

Dalam proses pemadaman, BPBD menurunkan sejumlah unit, termasuk TRC PB, Logistik, Sektor Selatan dan Timur, Unit Pammat Polda, serta dukungan dari PLN dan PDAM.

Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, kembali mengingatkan warga agar selalu waspada terhadap potensi kebakaran rumah, terutama menjelang pergantian tahun saat aktivitas masyarakat meningkat.

Teladan di Gang Prona

Suasana duka menyelimuti Gang Prona 3 RT 19, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Minggu (2/11).

Di tengah aroma sisa asap dan puing-puing arang yang masih hangat, warga sekitar hanya bisa menatap pilu rumah tembok yang kini tinggal puing.

Rumah itu milik pasangan lansia, Jaman Tampubolon (70) dan Yetti Mardalena Purba (65), dua sosok pensiunan guru SD dan SMK yang dikenal ramah, baik hati, serta selalu menyapa setiap orang dengan senyum.

Malam itu menjadi malam terakhir bagi pasangan yang telah puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan.

Api melalap rumah mereka sekitar pukul 04.00 Wita, saat sebagian warga masih terlelap dan sebagian lain bersiap menunaikan salat Subuh.

“Kami semua kaget. Api tiba-tiba sudah besar. Tidak lama kemudian ada suara teriakan orang, katanya kebakaran! Bangun, ada kebakaran!” ujar Sudewo, warga sekitar, menirukan teriakan seseorang.

Warga mengenang Jaman dan Yetti bukan sekadar guru, melainkan juga teladan.

Meski telah pensiun, keduanya tetap aktif membuka warung kecil di depan rumah.

Dari warung itulah mereka menghabiskan masa tua dengan berdagang sembako sambil bercengkerama dengan warga.

“Pak Jaman dan Bu Yetti itu orangnya rajin dan baik banget. Biasanya mereka sudah bangun sebelum subuh untuk buka warung. Mungkin tadi malam mereka ketiduran, jadi tidak sempat lari,” ucap Elok, warga sekitar.

Menurut saksi mata lainnya, api pertama kali terlihat dari bagian atap rumah, disertai kepulan asap pekat yang dengan cepat berubah menjadi kobaran besar.

Warga berusaha keras memadamkan api dengan alat seadanya, namun tidak berhasil.

Tim gabungan dari BPBD Balikpapan dan Brimob Kaltim akhirnya tiba di lokasi.

Baca juga: Tewas saat Kebakaran di Prona Sepinggan, Pasangan Lansia Dikenal Ramah dan Aktif Berjualan Sembako

Mereka harus menarik selang pemadam dari jalan utama menuju gang sempit.

Setelah hampir satu jam berjibaku melawan api, kobaran berhasil dijinakkan sebelum merambat ke rumah warga lainnya.

Kini, warga sekitar masih sulit percaya bahwa pasangan yang dikenal suka menolong dan selalu menyapa itu telah tiada.

Suasana Panik

Ketua RT 19, Adi Sucipto, menjadi salah satu saksi pertama yang datang ke lokasi setelah menerima laporan dari warga.

Ia masih mengingat jelas kepanikan dini hari itu, ketika jeritan minta tolong bercampur dengan suara kayu terbakar.

“Sekitar jam empat pagi kami dihubungi warga, katanya ada kebakaran. Saya langsung lari ke lokasi bersama beberapa orang, berusaha membantu memadamkan api, tapi tidak mampu karena kobarannya sudah besar sekali,” tutur Adi saat ditemui Tribun Kaltim di lokasi kejadian.

Rumah yang terbakar berada di Nomor 66, Gang Prona III.

Saat kejadian, kedua korban tengah berada di dalam rumah.

Warga sempat berupaya memanggil dari luar, namun tidak ada jawaban. 

Kobaran api yang cepat membesar membuat upaya penyelamatan tidak mungkin dilakukan.

“Di dalam ada dua orang, suami istri. Namanya Pak Jaman Tampubolon dan Bu Yetti Mardalena. Mereka tidak sempat keluar,” lanjut Adi.

Pasangan lansia itu dikenal luas oleh warga sekitar sebagai sosok bersahaja dan ramah.

Meski sudah pensiun, mereka masih aktif menjalankan usaha kecil berupa warung sembako di seberang rumah.

“Mereka orang baik, tidak pernah menolak kalau warga minta tolong. Biasanya jam setengah empat sudah bangun untuk buka warung. Tapi malam itu mungkin mereka ketiduran,” kenang Adi.

Kini suasana di RT 19 berubah hening. Sisa arang dan puing rumah gosong menjadi saksi bisu tragedi dini hari itu.

Warga kehilangan dua sosok yang selama ini menjadi panutan serta pengingat tentang arti kesederhanaan dan ketulusan.

“Pak Jaman dan Bu Yetti bukan hanya warga kami, mereka bagian dari keluarga besar lingkungan ini. Kami semua berduka,” tutup Adi Sucipto.

Kronologi Kebakaran di Prona 3 Sepinggan 

Waktu kejadian sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (2/11/2025) 

  • Api tiba-tiba muncul dari rumah pasangan lansia Jaman Tampubolon (70) dan Yetti Mardalena Purba
    (65). 
  • Beberapa warga yang bersiap salat Subuh melihat kobaran api dari rumah korban. 
  • Tetangga berteriak memanggil nama korban dan mengetuk pintu rumah, namun tidak ada respons. 
  • Kamar korban dilengkapi kunci ganda dan bersifat kedap udara 
  • Saat api membesar, warga kesulitan mendobrak pintu.
  • Warga mendengar teriakan Bu Yetti berteriak meminta tolong 
  • Asap tebal memenuhi ruangan, warga tidak mampu lagi mendekat. 
  • Laporan kebakaran diterima oleh petugas BPBD Kota Balikpapan. 
  • Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan langsung menuju lokasi. 
  • Petugas menemukan dua jasad di kamar bagian belakang rumah. 
  • Kondisi kedua korban hangus terbakar dan diduga meninggal akibat terjebak di kamar.

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved