Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

Cerita Syifa, Juru Bahasa Isyarat yang Dampingi Teman Tuli Balikpapan Urus SIM ‎

Sejumlah penyandang Tuli di Balikpapan kembali mengikuti proses pembuatan Surat Izin Mengemudi

Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
URUS SIM BALIKPAPAN - Sejumlah penyandang Tuli di Balikpapan kembali mengikuti proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) A dan C di Satpas Polresta Balikpapan. Dalam prosesnya, mereka didampingi oleh Syifa, seorang juru bahasa isyarat yang sejak 2019 aktif membantu komunitas Tuli di berbagai kegiatan layanan publik. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 
Ringkasan Berita:
  • Salah satu kendala utama yang dihadapi teman-teman Tuli adalah kurangnya pendampingan;
  • Ada pendampingan teman-teman Tuli agar lebih mudah memahami proses pembuatan SIM;
  • Memiliki SIM bukan hanya soal legalitas berkendara, tapi juga bagian dari kemandirian.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Sejumlah penyandang Tuli di Balikpapan kembali mengikuti proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) A dan C di Satpas Polresta Balikpapan.

Dalam prosesnya, mereka didampingi oleh Syifa, seorang juru bahasa isyarat yang sejak 2019 aktif membantu komunitas Tuli di berbagai kegiatan layanan publik.

‎Syifa mengungkapkan, dirinya sudah dua tahun menjadi juru bahasa isyarat di Balikpapan setelah sebelumnya aktif di daerah lain.

Ia hadir mendampingi teman-teman Tuli agar lebih mudah memahami proses administrasi dan ujian pembuatan SIM.

Baca juga: Berdayakan Kaum Disabilitas Kukar, SLE Foundation Gelar Pelatihan Bahasa Isyarat dan Kewirausahaan



‎“Banyak teman Tuli yang sebenarnya sudah mencoba sejak 2023, tapi beberapa kali belum berhasil. Jadi sekarang mereka coba lagi,” kata Syifa saat ditemui di Satpas Polresta Balikpapan, Selasa (11/11/2025).

‎Menurutnya, salah satu kendala utama yang dihadapi teman-teman Tuli adalah kurangnya pendampingan juru bahasa isyarat dalam proses pengurusan SIM.

Tanpa pendamping, mereka kerap kesulitan memahami instruksi, baik saat pengisian formulir maupun saat ujian teori.

‎“Formulir lama juga sudah tidak bisa dipakai, jadi harus diperbarui. Dan karena jurubahasa isyarat tidak selalu tersedia setiap hari, prosesnya jadi agak lama,” jelasnya.

‎Selain itu, faktor pekerjaan juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak dari mereka yang harus meminta izin dari tempat kerja untuk bisa datang ke kantor Satpas.

“Teman-teman juga bekerja, jadi kadang sulit izin ke bos untuk urus SIM,” tambah Syifa.

‎Meski menghadapi berbagai kendala, semangat teman-teman Tuli untuk memiliki SIM tidak surut.

Bagi mereka, memiliki SIM bukan hanya soal legalitas berkendara, tapi juga bagian dari kemandirian dan kebutuhan dalam bekerja.

‎“SIM ini penting, terutama karena sebagian dari mereka memang perlu mengemudi untuk bekerja,” tutur Syifa.

‎Keberadaan juru bahasa isyarat seperti Syifa menjadi bentuk dukungan nyata bagi penyandang disabilitas agar memiliki akses yang setara terhadap pelayanan publik, termasuk dalam pengurusan SIM. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved