Berita Paser Terkini

Bekantan hingga Belangkas Muncul Lagi, Rehabilitasi Mangrove di Paser Berbuah Hasil

Bekantan, belangkas, hingga kera ekor panjang kembali muncul di hutan mangrove Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

HO/INDIKA ENERGY
REHABILITASI MANGROVE - Ekosistem mangrove di Kabupaten Paser menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Sejumlah fauna endemik seperti bekantan, kera ekor panjang, belangkas, hingga berbagai jenis burung kembali bermunculan setelah rehabilitasi mangrove di wilayah itu mencapai target 100 persen. (HO/INDIKA ENERGY) 
Ringkasan Berita:
  • Pemulihan ekosistem mangrove Paser menunjukkan hasil signifikan dengan kembalinya fauna endemik.
  • Restorasi 250 hektar mangrove berhasil dituntaskan melalui penanaman 324.200 bibit yang juga meningkatkan kelimpahan sumber daya perikanan seperti udang, kepiting, dan kerang.
  • Program dianggap berhasil secara ekologis dan sosial, memberdayakan masyarakat sembilan desa untuk menjadi agen konservasi mandiri dan penjaga keberlanjutan ekosistem pesisir.

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Ekosistem mangrove di Kabupaten Paser menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan.

Sejumlah fauna endemik seperti bekantan, kera ekor panjang, belangkas, hingga berbagai jenis burung kembali bermunculan setelah rehabilitasi mangrove di wilayah itu mencapai target 100 persen.

Pemulihan ini merupakan hasil dari program restorasi ekosistem yang dilaksanakan melalui Indika Energy Mangrove Program In Action (IMPACT), yang telah resmi berakhir pada Rabu (12/11/2025) dengan realisasi penanaman 324.200 bibit mangrove di lahan seluas 250 hektar.

Direktur Utama Indika Energy, Azis Armand, menjelaskan bahwa indikator keberhasilan program terlihat dari kembalinya satwa-satwa endemik ke habitatnya.

Baca juga: 9 Hektare Lahan di Paser Kaltim akan jadi Lokasi Rehabilitasi Mangrove

"Keberhasilan dari program ini ditandai dengan ditemukannya kembali berbagai fauna endemik seperti kera ekor panjang, bekantan, belangkas, dan berbagai jenis burung," terang Azis.

Selain itu, sumber daya perikanan juga meningkat.

Udang, kerang, dan kepiting mulai banyak ditemukan kembali di area rehabilitasi, menjadi bukti bahwa keseimbangan ekosistem mangrove berada dalam kondisi sehat.

Azis menegaskan bahwa pencapaian rehabilitasi 250 hektar bukan sekadar menyelesaikan target tanam, tetapi membangun fondasi bagi keberlanjutan ekosistem pesisir.

Baca juga: BRGM Kaltim Gelar Pelatihan ke-19 Pokmas, Harap Jadi Pioneer Rehabilitasi Mangrove

"Pencapaian 100 persen target rehabilitasi 250 hektar ini bukan sekadar angka, melainkan pondasi bagi 'paru-paru biru', berfungsi sebagai penyerap karbon dan benteng alami yang melindungi garis pantai Paser dari abrasi dan intrusi air laut untuk generasi mendatang," jelasnya.

Program IMPACT melibatkan masyarakat lokal dari sembilan desa penerima manfaat, yakni Desa Tajur, Baijaya, Riwang, Langgai, Seniung Jaya, Suliliran Baru, Laburan, Sungai Langir, dan Lori.

Bupati Paser, Fahmi Fadli, mengapresiasi dampak ekologis dan sosial dari program rehabilitasi mangrove tersebut.

"Program IMPACT telah memberikan manfaat ekologis dan sosial ekonomi bagi masyarakat Paser, serta memberdayakan kelompok masyarakat penggerak untuk mengelola dan memonitor hutan mangrove secara mandiri," puji Fahmi.

Baca juga: 2.700 Hektare Lahan di Kukar jadi Lokasi Rehabilitasi Mangrove Tahun 2024

Ia menilai, keberhasilan ini sekaligus menjadi langkah strategis dalam mitigasi perubahan iklim dan upaya memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati.

"Ini juga sebagai transformasi dari penerima manfaat menjadi agen konservasi mandiri, sekaligus menjamin keberlanjutan manfaat ekologis dan ekonomis bagi wilayah Paser," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved