Berita Berau Terkini
Ekspor Ikan Berau Turun, Ada 3 Potensi yang jadi Faktor Penyebab
Ekspor komoditas perikanan Berau, khususnya kerapu hidup, mengalami penurunan tahun ini.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Berau hingga kini belum memiliki pelabuhan ekspor maupun bandara yang berstatus bandara ekspor;
- Ekspor komoditas perikanan dari Berau, Provinsi Kalimantan Timur, khususnya kerapu hidup;
- Harusnya pemerintah daerah dapat mendorong pengembangan pelabuhan ekspor atau fasilitas pendukung perdagangan internasional
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Ekspor komoditas perikanan dari Berau, Provinsi Kalimantan Timur, khususnya kerapu hidup, mengalami penurunan tahun ini. Sekretaris Dinas Perikanan Berau, Yunda Zuliarsih, mengungkapkan pihaknya masih menelusuri penyebab utama melemahnya pengiriman ke pasar luar negeri.
Menurutnya, selama ini ekspor kerapu hidup dari Berau bergantung pada aktivitas pembesaran ikan di Maratua.
Benih kerapu masih diperoleh dari alam melalui penangkapan, kemudian dibesarkan hingga ukuran layak ekspor.
Proses penjualannya pun dilakukan langsung di tengah laut, ketika kapal-kapal dari Hongkong merapat ke perairan Maratua.
Baca juga: Bontang Dorong Hilirisasi Perikanan, Rumput Laut Jadi Andalan Baru Ekonomi Pesisir
“Selama ini kapal dari Hongkong langsung datang ke Maratua. Transaksi dilakukan di tengah laut. Kami tidak tahu apa permasalahan yang terjadi di luar sana, apakah ada persyaratan baru atau penilaian kualitas yang belum bisa kita penuhi,” jelasnya kepada TribunKaltim.co, Jumat (21/11/2025).
Ia menyebut, persoalan yang menyebabkan ekspor menurun masih belum teridentifikasi.
Ada tiga hal yang jadi potensi penyebab menurunnya ekspor ikan Berau, yakni sebagai berkit:
- Faktor kualitas;
- Faktor standar internasional;
- hingga persaingan harga
“Apakah karena kualitas kita tidak mampu bersaing, atau ada syarat lain yang tidak kita tahu, itu yang sedang kami telusuri. Data dan informasinya harus lengkap dulu, baru bisa kita benahi bersama,” katanya.
Keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan besar lainnya. Berau hingga kini belum memiliki pelabuhan ekspor maupun bandara yang berstatus bandara ekspor.
Akibatnya, banyak komoditas asal Berau yang dikirim melalui daerah lain seperti Tarakan atau Surabaya, tanpa tercatat sebagai produk ekspor Berau.
“Kepiting kita misalnya, itu sebenarnya komoditas ekspor. Tapi karena Berau tidak punya pelabuhan ekspor, pengirimannya lewat Tarakan. Jadi secara data, ekspornya tercatat di sana, bukan di Berau,” ujar Yunda.
Baca juga: Dinas Perikanan Samarinda Tebar Seribu Benih Patin dan Jelawat di Sungai Karang Mumus
Yunda menegaskan bahwa Berau memiliki komoditas yang berpotensi diekspor, bukan hanya kerapu, tetapi juga lobster dan kepiting.
“Kami ingin ekspor tidak hanya bergantung pada kerapu. Lobster dan kepiting juga potensial. Tapi semua kembali lagi ke kesiapan infrastruktur dan koordinasi,” lanjutnya.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat mendorong pengembangan pelabuhan ekspor atau fasilitas pendukung perdagangan internasional lainnya, sehingga Berau tidak terus bergantung pada daerah lain.
“Kalau kita punya pelabuhan atau bandara ekspor, nilai ekonomi daerah bisa meningkat, termasuk peluang PAD dari sektor perikanan,” tutupnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251121_Aktivitas-Nelayan-Balikpapan-2025.jpg)