Pengamat: Polri Buat Kesalahan Besar Soal Novel
Pengamat kepolisian Novel Ali mengatakan Polri melakukan kesalahan besar dengan mengungkap kasus Kompol Novel Baswedan.
"Terlihat bahwa Polri ingin cari muka, memukul balik KPK setelah terungkapnya kasus dugaan korupsi simulator SIM. Tetapi ternyata malah menjadi `blunder` dan mengecewakan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono,red)," kata Novel Ali saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu mengatakan pengungkapan kasus Kompol Novel itu menjadi kesalahan besar karena yang mengirim perwira menengah itu menjadi penyidik KPK adalah justru Polri sendiri.
Menurut Novel Ali, pemilihan Kompol Novel sebagai penyidik KPK itu tentu karena dia memiliki rekam jejak yang baik. KPK pun tidak akan menerima penyidik yang memiliki rekam jejak yang buruk.
"Apalagi, Kompol Novel sudah menjalani sidang disiplin dan menerima sanksi administrasi karena saat itu sebagai atasan dia harus ikut bertanggung jawab meskipun tidak berada di lokasi langsung. Saat ini pun dia menjadi salah satu penyidik terbaik KPK," kata pengajar Universitas Diponegoro itu.
Secara garis besar ada beberapa hal yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Istana Negara, Senin malam. Pertama, yang paling tepat untuk menangani kasus dugaan korupsi adalah KPK.
Kedua, Presiden menilai bahwa penanganan kasus kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang yang diduga melibatkan Kompol Novel Baswedan sangat tidak tepat waktu dan caranya karena sudah terjadi delapan tahun lalu.
Presiden juga mempertanyakan upaya revisi Undang-Undang KPK yang saat ini dilakukan DPR. Menurut Presiden, DPR harus menjelaskan apa saja yang akan direvisi, jangan sampai revisi undang-undang itu justru memperlemah KPK.
Terakhir, Presiden menyerukan agar KPK-Polri memperbarui nota kesepahaman (MoU) antara kedua institusi dan melakukan penataan penyidik Polri yang ada di KPK.