Longsor Banjarnegara

Ajaib, Wanita Hamil 9 Bulan Berhasil Lolos dari Maut Longsor Dahsyat

Wanita hamil 9 bulan, "Saya syok, ternyata suara gemuruh itu berasal dari reruntuhan tanah tebing. Langsung saja kami panik dan langsung keluar rumah"

TRIBUN JATENG/NUG
Khotimah (25), warga Dusun Jemblung RT 05/RW 01 Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, salah satu korban selamat dari longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah. Wanita hamil tua ini menjalani perawatan di Puskesmas Karangkobar, Banjarnegara. TRIBUN JATENG/NUG 

TRIBUNKALTIM.COM, BANJARNEGARA - Khotimah (25), warga Dusun Jemblung RT 05/RW 01 Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar wajar bersukacita. Ia lolos dari maut, selamat dari timbunan longsoran tanah tebing di desanya, Jumat lalu.

Meskipun mengalami luka-luka ringan seperti kakinya lecet-lecet dan kondisinya badanya masih lemas, Khotimah sangat bersyukur nyawanya bisa selamat. Perempuan yang masih hamil tua, kandungan berusia sembilan bulan itu, mengaku sangat panik ketika longsoran tanah tebing Gunung Tlogolele menimpa puluhan rumah di desanya.

Saat itu, mereka berjumlah enam orang, Khotimah dan lima anggota keluarganya sedang berada di dalam rumah. Hari naas itu, Khotimah tinggal bersama kakek, nenek, kakak, adik dan seorang keponakanya. (Baca: Inilah Nama-nama 7 Korban Longsor Banjarnegara, 97 Masih Tertimbun)

"Sebelum longsor, saya bersama lima orang keluarga sedang berada di rumah. Longsor itu terjadi sewaktu menjelang waktu salat maghrib," ujar Khotimah di Puskesmas Karangkobar, Banjarnegara, Sabtu (13/12/2014).

Ia bercerita, Jumat sekitar pukul 17.30, ia dan kelima keluarganya mendengar suara gemuruh yang berasal dari belakang rumahnya. Setelah mendengar suara aneh itu, mereka berenam kemudian keluar rumah untuk memastikan sebenarnya apa yang terjadi.

"Saya syok, ternyata suara gemuruh itu berasal dari reruntuhan tanah tebing. Langsung saja kami panik dan langsung keluar rumah," kata dia kepada Tribun Jateng, Tribun Network.

Ia mengaku, suara gemuruh yang disertai reruntuhan tanah longsor itu terjadi sebanyak tiga kali. "Longsor yang pertama dan kedua hanya berselang beberapa detik, setelah itu disusul longsoran yang ketiga. Longsoran yang terakhir inilah yang sangat besar, sehingga menimbun seluruh rumah yang berada di dusunya,"ungkapnya.
Saat longsoran yang ketiga itulah, ia menyelamatkan diri bersama Wawan Wahyuni (20), keponakanya.
Sedangkan, keempat keluarga lainya berpisah lantaran menyelamatkan diri lari ke pertigaan jalan. "Saat longsor yang pertama, saya ditolong oleh warga dan dibawa ke rumah warga yang berjarak 1 kilometer. Sebab, saya kan masih hamil besar dan takutnya kalau lari membahayakan kandungan saya, makanya saya digendong warga," kata dia. (Tribun Jateng/nug)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved