Program Dua Juta Sapi Kaltim Ditarget 2018
perbankan melalui program kredit ternak, perusahaan perkebunan sawit melalui integrasi sapi-sawit, dan perusahaan melalui tanggung jawab sosial
SAMARINDA,TRIBUNKALTIM.CO - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Dadang Sudarya mengatakan program populasi sebanyak dua juta ekor sapi yang dicanangkan Gubernur Awang Faroek Ishak pada 2013, ditargetkan bisa terealisasi pada 2018.
"Pencanangan target dua juta ekor sapi di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dilakukan Pak Gubernur saat acara puncak Bulan Bakti Peternakan pada 23 November 2013. Pencanangan ini menjadi landasan penetapan kebijakan strategis pembangunan peternakan," katanya di Samarinda, Senin (9/2).
Sedangkan pihak yang turut mewujudkan populasi dua juta ekor sapi hingga 2018 adalah pemerintah pusat melalui APBN, Pemprov Kaltim bersama Pemprov Kaltara, pemerintah kabupaten dan kota melalui APBD.
Selain itu, perbankan melalui program kredit ternak, perusahaan perkebunan sawit melalui integrasi sapi-sawit, dan perusahaan pertambangan melalui tanggung jawab sosial dan pemanfaatan lahan tambang yang sudah ditinggalkan setelah ditambang.
Dadang menjelaskan penetapan program, kegiatan dan operasional pelayanan dilakukan secara berjenjang, melalui mekanisme musyawarah pembangunan yang diformulasikan pada setiap tahunnya sebagai penjabaran dari rencana strategis pembangunan peternakan.
"Peran pemerintah lebih banyak kepada peran-peran stimulasi, dinamisasi, regulasi dan fasilitasi bagi masyarakat dan pelaku usaha peternakan," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Dadang, partisipasi masyarakat terus didorong pada setiap tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.
Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan teknologi pengolahan limbah peternakan, sehingga dapat menurunkan krisis lingkungan seperti pengolahan pupuk organik dan pemanfaatan biogas.
Pada tahun 2015, tambah Dadang, pihaknya akan menyalurkan bantuan sebanyak 105 peralatan biogas kepada kelompok ternak di perdesaan, sehingga warga desa yang selama ini tidak mendapatkan pelayanan listrik dan sulit mendapatkan elpiji, bisa memanfaatkan peralatan biogas untuk mencukupi kebutuhan energi.
Saat ini, warga di berbagai desa telah memanfaatkan sebanyak 559 unit biogas hasil bantuan dari pemerintah pusat dan daerah sejak 2009 hingga 2014. Pemanfaat biogas tersebut tersebar mulai desa di utara hingga selatan, sehingga warga tidak lagi tergantung energi dari sumber lain.
"Mereka yang sudah memanfaatkan biogas tersebut tidak lagi berharap listrik dari PLN. Mereka juga tidak perlu membeli elpiji untuk memasak karena sudah bisa memproduksi gas sendiri," ujar Dadang.