Citra Niaga, Dulu Rawa-rawa Kini Jadi Pusat Oleh-oleh dan Cinderamata

KAWASAN Perniagaan Citra Niaga dulu dikenal sebagai kawasan rawa-rawa kumuh, tempat pelacuran liar di Kota Samarinda.

Editor: Sumarsono
tribunkaltim
Kawasan Citra Niaga Samarinda menjadi icon Kota Samarinda 

KAWASAN Perniagaan Citra Niaga dulu dikenal sebagai kawasan rawa-rawa kumuh, tempat pelacuran liar di Kota Samarinda. Berkat sentuhan tangan profesional, kini disulap jadi kawasan wisata belanja Citra Niaga yang terkenal hingga manca negara.

SEBELUM dibangun kawasan Perniagaan Citra Niaga, tempat tersebut adalah Taman Hiburan Gelora. Taman tersebut memiliki luas lahan 2,7 hektare, berada di tengah Kota Samarinda. Taman Hiburan Gelora di jaman itu menjadi tempat berkumpul masyarakat Samarinda. Sayangnya, tamannya kumuh.

Pada 1986, Pemkot Samarinda mengubah fungsi bangunan tersebut. Saat itu, Walikota Samarinda Waris Husain mencanangkan taman itu menjadi pusat perdagangan Citra Niaga. Proyek yang dibangun tiga tahun menelan biaya sekitar Rp 8 miliar.

Aneka kerajinan tangan dijual di kawasan Citra Niaga. Konsep awal pembangunan Citra Niaga mengakomodir pelaku ekonomi dalam suatu kawasan.

Pedagang kecil menempati kios-kios dan pedagang kaki lima (PKL) menempati lapak-lapak di sekitar kawasan. Proyek pembangunan Citra Niaga akhirnya menjadi percontohan nasional pembangunan sektor informal dan pada 1989.

Bahkan, sebagai kawasan percontohan, Citra Niaga mendapatkan penghargaan prestisius yang diberikan setiap 3 tahun sekali sejak 1976 oleh The Honour Aga Khan yang berkedudukan di Genewa, Swiss.

Kawasan Citra Niaga mendapat penghargaan, karena tidak hanya memenuhi kepentingan ekonomi dan sosial. Melainkan, keindahan bangunan, pengelolaan yang mencerminkan demokrasi karena melibatkan para pedagang kaki lima melalui koperasi, pengelola toko kelontong, pemerintah, dan pengusaha.

Sebuah prasasti penghargaan dan patung batu berbentuk sesosok pria besar bertelanjang dada berada di tengah kawasan Citra Niaga. Patung pria berwarna hitam ini terlihat jelas jika berdiri di bagian tengah Citra Niaga.

Patung setinggi sekitar dua meter tersebut terlihat menunduk dan hampir terduduk karena sedang memikul beban berat di pundaknya. Di bagian kepada batu, sebuah pita merah putih juga melingkar. Di balik batu yang dipikul pria tersebut tertulis peresmian Citra Niaga ditandatangani Menteri Dalam Negeri kala itu Soepardjo Rustam. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved