Mancanegara
Dianggap Berbahaya bagi Kedaulatan, Negara Ini Larang Tayangan Karakter LGBT di Televisi
Tujuan penyensoran ini untuk memberikan kontrol sosial yang ketat terhadap berbagai media dan para selebriti serta seniman di Tiongkok.
TRIBUNKALTIM.CO -- Lembaga sensor pertelevisian di Tiongkok melakukan program sensor terhadap semua program yang menayangkan karakter gay.
Tujuan penyensoran ini untuk memberikan kontrol sosial yang ketat terhadap berbagai media dan para selebriti serta seniman di Tiongkok agar tidak menampilkan karakter abnormal.
Pernyataan ini dijabarkan dalam pedoman satu set tayangan panjang berjudul "Peraturan Umum mengenai Produksi Konten Tayangan Televisi" yang diterbitkan Komite Produksi Aliansi Radio, Film, dan Televisi China, dan kelompok perdagangan bernama Asosiasi Industri Produksi Televisi China, yang telah mendapatkan dukungan oleh pemerintah setempat.
Pedoman ini telah beredar pekan ini, setelah pidato yang disampaikan oleh Li Jingshen selaku pihak regulator siaran saat konferensi produksi TV nasional.
Dalam pidatonya Li Jingshen mengungkapkan, tidak ada lagi tayangan drama televisi yang menayangkan hubungan seksual abnormal dan perilaku menyimpang seperti hubungan sesama jenis, penyimpangan seksual, kekerasan seksual, pelecehan seksual dan lain sebagainya.
Baca: LGBT Tak Ada Hubungannya dengan HAM
Penayangan yang berkaitan dengan Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) sangat dilarang tayang di media televisi, karena dianggap sangat berbahaya bagi keutuhan dan kedaulatan negara serta integritas teritorial di Tiongkok, demikian dikutip TRIBUNKALTIM.CO melalui situs buzzfeed.
Konten tayangan yang dilarang tayang seperti drama seri Tiongkok yang berjudul "Addiction" yang menceritakan mengenai pergaulan gay di kalangan remaja.
Langkah lainnya yang diambil oleh pihak otoritas Tiongkok yaitu mengontrol ketat larangan dari berbagai perusahaan media untuk mempublikasikan konten secara online yang mengandung unsur LGBT masuk ke negara ini.
Langkah tegas sensor konten tayangan ini dijalankan setelah banyak masyarakat Tiongkok yang menjadi gay dan lesbian.
Peraturan sensor ini telah diterapkan di seluruh daratan Tiongkok melalui situs sosial media Weibo.
Setelah memposting peraturan tersebut telah mendapatkan tanggapan dari para netizen sebanyak 130.000 komentar.
Baca: Ternyata Beberapa Budaya Indonesia Lekat Dengan LGBT
Dari berbagai macam komentar yang berdatangan, seorang netizen mengungkapkan jika orientasi seksual seperti LGBT merupakan kebebasan seseorang, dan menilai jika peraturan ini merupakan tindakan diskriminasi.
Lain lagi, seorang netizen menuliskan "Sekalian saja tarik semua produk Apple yang ada di China, karena CEO Apple adalah seorang gay."
Tindakan lembaga sensor yang telah dilaksanakan pemerintah Tiongkok telah berjalan walaupun mendapatkan berbagai macam tanggapan negatif dari berbagai kalangan. (*)