Milisi Abu Sayyaf

Usai Baku Tembak, Pemimpin Kelompok Abu Sayyaf Kritis, Jusuf Kalla Sebut Pertempuran tak Terkait WNI

Setelah baku tembak dengan militer Filipina, salah satu pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Basilan, Furuji Indama dikabarkan kritis.

Penulis: Amalia Husnul A | Editor: Amalia Husnul A
inquirer.net
Wilayah Basilan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah baku tembak dengan militer Filipina, salah satu pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Basilan, Furuji Indama dikabarkan dalam kondisi kritis.

Pertempuran antara tentara dan kelompok Abu Sayyaf, Sabtu (9/4/2016) ini mengakibatkan sekitar 18 tentara tewas dan sedikitnya 50 orang terluka.

Senin (11/4/2016), berdasarkan laporan dari intel, Juru bicara Komando Mindanao Barat, Major Filemon Tan mengatakan Indama mengalami luka para begitu juga dengan delapan anggota kelompok Abu Sayyaf lainnya. 

Dari kelompok Abu Sayyaf, dalam pertempuran akhir pekan lalu dengan milter tersebut lima orang anggota Abu Sayyaf tewas termasuk ekstrimis dari Maroko, Mohammad Khattab.

Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin (kedua dari kanan) dan KSAD Filipina Jenderal Hernando Iribrri (kanan) membesuk seorang tentara yang terluka dan menjalani perawatan di rumah sakti. Pertempuran melawan kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilian, selatan Filipina, Sabtu (9/4/2016) menimbulkan 18 korban jiwa di pihak tentara, dan lima kelompok milisi. (AFP)

BACA JUGA: Begitu Dahsyat Perlawanan Abu Sayyaf, Sersan Erico Minum Darah Sendiri agar Tak Mati Kena Ranjau

Indama diduga bertanggung jawab atas serangkaian kejadian penculikan dan pembunuhan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf.

Setelah baku tembak Sabtu (9/4/2016) lalu, menurut Tan, Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan enam batalion lagi keesokan harinya, Minggu (10/4/2016).

BACA JUGA: Pemerintah Tak Larang Perusahaan Beri Tebusan tapi Tak Akan Bantu Fasilitasi

Pasukan tersebut mengejar Indama dan Isnilon Hapilon, salah satu pemimpin senior Abu Sayyaf. Anak Hapilon, Amah juga terluka (bukan Ubaida seperti dilaporkan sebelumnya) dalam baku tembak Sabtu lalu.

Namun menurut Wakil Presiden, Jusuf Kalla, baku tembak antara tentara Filipina dan kelompok Abu Sayyaf, terjadi bukan saat militer Filipina hendak membebaskan sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI), yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

BACA JUGA:Pemerintah Filipina Harus Beri Jaminan Kemanan Sandera

"Tidak, tidak ada kaitannya," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).

Soal upaya pembebasan kesepuluh WNI itu, kata Jusuf Kalla pemerintah masih terus berupaya melalui jalur diplomasi dan terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.


Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Tribunnews.com/Nurmulia Rekso)
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved