News Analysis
Ciri Lokal tak Terlihat pada Desain Arsitektur BIC
Pemerataan pembangunan kota bisa terlihat. BIC hadir diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan khususnya umat Islam.
Penulis: Budi Susilo |
Wahyullah
Pengamat Perkotaan
DILIHAT dari posisi atau lokasinya, Balikpapan Islamic Center (BIC) yang berada Jalan Belibis, Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan kurang strategis.
Mestinya bangunan yang menjadi ikon Kota Balikpapan itu berada di daerah baru, sehingga ke depannya kawasan sekitar BIC berkembang menjadi kota baru.
Lokasi BIC saat ini cukup padat dan berada di kawasan permukiman. Secara kontur juga lahan dipakai tidak rata sehingga menambah biaya konstruksi.
Dalam teori kota, ada namanya titik-titik simpul baru kota. Pemerintah punya kekuasaan membangun daerah baru dengan aturan lewat RTRW dan piranti-piranti yang dimiliki. Kesempatan juga ada lewat penentuan anggaran yang dapat dilakukan.
Baca: Ide BIC Mirip Masjid Nabawi Dihasilkan dari Shalat Istikharah Pengurus MUI
Menjadi pertanyaan dengan semua kewenangan yang pemerintah miliki saat ini tidak mencari daerah baru yang relatif datar dan menjadi titik pertumbuhan kota baru, seperti kawasan Balikpapan Utara atau Timur. Bukan di tengah-tengah kota seperti saat ini. Jika BIC berada di wilayah yang bisa menjadi magnet pertumbuhan baru, sehingga kepadatan kota dapat dikurangi.
Pemerataan pembangunan kota bisa terlihat. BIC hadir diharapkan menjadi pusat kegiatan keagamaan khususnya umat Islam. Bayangan saya seluruh kegiatan bisa terakomodir dengan adanya BIC.
Tapi okelah karena BIC telah dibangun harapannya untuk bangunan publik lainnya bisa dibangun tidak mengulangi kejadian yang sama.
Dari sisi arsitektur bangunan BIC tidak ada bedanya dengan Islamic Center yang ada di kota lainnya seperti Samarinda. Tidak memiliki ciri khas mewakili Balikpapan.
Seharusnya dari sisi desain harapannya bisa mengubah perwajahan Kota Balikpapan karena BIC nantinya menjadi salah satu ikon kota.
Baca: Habiskan Dana Lebih dari Rp 300 Miliar, Proyek BIC Tunggu Bantuan Gubernur
Dengan gelontoran dana yang sangat besar, sangat disayangkan ciri khas lokal daerah tidak terlihat di BIC. Sah saja desain dari luar tetapi alangkah baiknya kalau unsur lokal apalagi BIC menjadi ikon kota lebih kental terlihat pada sisi arsitekturnya.
Pemerintah tak perlu lagi membangun patung sebagai ikon. Lebih baik sebuah bangunan publik dari sisi fungsinya dapat. Sisi desain local wisdom juga kita peroleh.
Ke depannya bangunan publik seperti BIC, pemerintah harus lebih aktif menggelar sayembara dimana potensi arsitek lokal bisa ikut berperan dalam pembangunan kota.
Semakin banyak sayembara kualitas akan semakin baik dan juga kompetitif. (*)
***
Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.
Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim