Jauhi Godaan Hedonisme, Santri Ponpes Mardhatillah Wajib Shalat Lima Waktu di Masjid
Awal kemunculan Pondok Pesantren (Ponpes) Mardhatillah di daerah hutan perbukitan Batu Ampar, Balikpapan sempat membuat gempar masyarakat.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Awal kemunculan Pondok Pesantren (Ponpes) Mardhatillah di daerah hutan perbukitan Batu Ampar, Balikpapan sempat membuat gempar masyarakat.
Lokasinya yang berada di pelosok jauh dari pemukiman penduduk membuat ponpes ini sempat dicap tempat gerakan ekstrimis. Padahal tidak, ponpes ini dibangun untuk mendekatkan umat kepada Al Quran.
Itulah ingatan yang masih terekam KH Syahril Yani, pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Mardhatillah saat bercerita kepada Tribun di ruang kantor Ponpes Mardhatillah, belum lama ini.
Saat menelusuri lokasi Ponpes Mardhatillah, perjalanan mencapai ke lokasi sangat jauh dari pusat Kota Balikpapan. Lokasinya berada di Jl Soekarno-Hatta Kilometer 8, Balikpapan Utara.
Dari jalan besar masih masuk melalui jalan kecil beraspal persis di samping Politeknik Balikpapan. Mencapai ke ponpes, Tribun menempuh jarak sekitar 1.500 meter dengan kondisi jalan berkelok-kelok sedikit berbatu dan tanah.
BACA JUGA: Utamakan Kepemimpinan, Ponpes Modern Asy Syifa Wajibkan Santri Ikut Pramuka
"Saya bersama beberapa donatur hamba Allah membuat lembaga pendidikan untuk kalangan menengah ke bawah. Saya bangun tempat buat ibadah sekaligus dakwah pendidikan keislaman," ungkap Syahril Yani.
Cita-cita mendirikan ponpes sudah lama ditanam Syahril. Mimpi ini terwujud sekitar 1984, tidak lama dirinya menimba ilmu di Ponpes Gontor, Jawa Timur.
Dirinya memilih tempat terpencil agar jauh dari hingar-bingar perkotaan yang penuh godaan hedonisme.
"Waktu saya ubah hutan-hutan jadi pondok, banyak orang-orang yang tertarik mau ikut belajar Islam. Paling banyak saat itu kalangan orang-orang jompo juga anak-anak dari keluarga transmigran," ujarnya.
Areal ponpesnya seluas 8 hektare lebih.

Bangunan masjid di Ponpes Mardhatillah, Jl Soekarno Hatta Km 8, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. (tribunkaltim.co/Budi Susilo)
Tujuan membuat ponpes bagi Syahril ingin membumikan Al Quran di Bumi Kalimantan. Dirinya ingin mendekatkan masyarakat dengan Al Quran agar memunculkan sikap kesalehan dan tertolong di dunia dan akhirat.
"Awal-awal sempat orang-orang dari militer datang ke sini. Kami dibilang gerakan ekstrimis. Silakan saja, lihat kegiatan kami. Saya bebaskan. Tidak ada saya mau aksi menentang negara. Saya murni berdakwah, sebarkan pendidikan Islami," tuturnya.
Seiring berjalan, ponpes yang dicanangkan Syahril semakin bertambah santrinya. Dia kemudian membangun konsep modernisasi dengan menerapkan madrasah dari tingkat pendidikan dasar hingga menangah atas.
Kunci keberhasilan kurikulumnya terletak pada suri tauladan pengajarnya. Syahril menegaskan kepada guru-gurunya untuk memberi contoh yang nyata dalam pengajaran ke santri.