Milisi Abu Sayyaf
Pembajakan TB Charles Jadi Modus Baru Perompak Kapal
Hal tersebut memperkuat bahwa informasi yang diterima oleh keluarga korban merupakan penipuan atau hoax semata.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Banyak kalangan yang mempertanyakan mengapa enam orang ABK TB Charles dibiarkan bebas oleh dua kelompok bersenjata yang membajak kapal mereka di perairan Sulu Filiphina.
Rasanya amat ganjil, mengapa tidak semua ABK dijadikan sandera, berkaca pada peristiwa pembajakan sebelumnya yang menimpa TB Brahma dan TB Henry.
Menanggapi hal tersebut, Danlanal Balikpapan Letkol Laut (P) Irwan S.P. Siagian saat ditemui Tribunkaltim.co di Mako Lanal Balikpapan mengatakan dari hasil pendalaman yang dilakukan, pihaknya menilai adanya modus baru pada pembajakan kapal TB Charles di perairan Sulu, Filpihina.
"Modus aksi para pembajak tersebut baru, karena pengalaman sebelumnya tidak seperti ini," ujarnya.
(Baca juga: Perusahaan Ungkapkan 7 ABK yang Disandera Kondisinya Sehat)
Dari peristiwa pembajakan TB Charles tersebut, pihak perusahaan, pihak keluarga, bahkan aparatur negara sempat dibuat kebingungan terkait kebenaran pembajakan tersebut.
Pasalnya sejak mencuat informasi pembajakan kapal yang menarik tongkang batu bara tersebut, Rabu (22/6/2016), pihak perusahaan hingga aparatur tinggi negara, baik TNI maupun Polri sempat menyatakan bahwa kabar penyanderaan ABK tersebut tidak benar.
Dengan dasar setelah dideteksi keberadaan kapal TB Charles oleh perusahaan, menunjukan masih melakukan pelayaran pulang ke Samarinda.
Bahkan setelah dideteksi, nomor telepon yang menghubungi pihak keluarga korban penyanderaan, disinyalir nomor telepon tersebut berasal dari Indonesia.
Hal tersebut memperkuat bahwa informasi yang diterima oleh keluarga korban merupakan penipuan atau hoax semata.
Namun tak disangka keesokan harinya, salah seorang ABK kapal yang diketahui tidak disandera oleh kelompok bersenjata yang membajak kapal TB Charles berhasil menghubungi perusahaan.
Lantas ABK yang selamat tersebut menginformasikan telah terjadi pembajakan dan penyanderaan terhadap tujuh awak kapal TB Charles di perairan Sulu, Filiphina saat mereka hendak pulang ke Indonesia.
Dari informasi itulah, pihak angkatan laut beserta aparatur pemerintahan Indonesia lainnya memburu kebenaran informasi tersebut.
Hingga enam ABK yang selamat tersebut berada di Lanal Balikpapan menjalani pendalaman intensif dalam upaya menggali kebenaran peristiwa yang dialami oleh ABK kapal TB Charles di perairan Sulu, Filiphina.