Milisi Abu Sayyaf
Pembebasan Sandera, Panglima TNI Sebut Presiden Filipina Temui Misuari untuk Minta Bantuan
Menurut Gatot, Duterte akan meminta bantuan Misuari untuk melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
TRIBUNKALTIM, JAKARTA - Terkait upaya pembebasan 10 warga negara Indonesia yang masih disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf, Pemerintah Indonesia terus menjalin koordinasi dengan Pemerintah Filipina.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan mendatangi markas pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari di Sulu, Filipina Selatan.
Menurut Gatot, Duterte akan meminta bantuan Misuari untuk melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
Gatot menilai, pertemuan keduanya merupakan bukti keseriusan Pemerintah Filipina dalam melakukan pembebasan WNI yang disandera.
"Saya mendapat informasi, dalam waktu beberapa hari ini Presiden Duterte akan ke Sulu, ke tempat kampnya Nur Misuari. Berarti Pemerintah Filipina benar-benar akan berusaha membebaskan sandera," ujar Gatot, saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
BACA JUGA: Ronaldo Bakalan Tak Bisa Tampil di Laga Perdana Madrid
Gatot mengatakan, peran Misuari cukup penting dalam upaya menyelamatkan para sandera.
Pemimpin kelompok separatis itu dianggap memiliki kedekatan dan pengaruh di kalangan kelompok penyandera pimpinan Abu Sayyaf di Filipina.
"Dia (Misuari) punya pasukan juga, punya pengaruh juga. Lobi tersebut merupakan bagian dari operasi intelijen," kata Gatot.
Kirim Negosiator
Sebelumnya pemerintah pun telah mengirimkan seorang negosiator ke Filipina untuk bertemu dengan Misuari.
BACA JUGA: Ini PR Edi Simon Sebelum Anak Asuhnya Bertarung di PON Jawa Barat
Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mengandalkan Misuari sebagai counterpart atau penghubung karena dianggap memiliki akses komunikasi ke kelompok Abu Sayyaf.
Luhut Binsar Pandjaitan, saat menjabat sebagai Menko Polhukam, menuturkan, Nur Misuari memiliki cukup pengaruh di kalangan kelompok Abu Sayyaf.
Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya untuk menjalin komunikasi dengan Misuari dengan mengirimkan negosiator ke Filipina.