Milisi Abu Sayyaf

Tak Bisa Berbuat Banyak, Pangdam Minta Keluarga Sandera Banyak Berdoa

Panglima TNI pun saat ini geregetan banget, kok belum bisa bergerak menyelamatkan warga negara kita.

IST
Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Johny L Tobing, saat mengunjungi pos Gabma Indonesia-Malaysia Simanggaris akhir pekan lalu. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ultimatum yang dikeluarkan kelompok milisi Abu Sayyaf yang memberikan tenggat waktu penebusan sandera senilai Rp 60 miliar hingga Senin (15/8/2016) membuat keluarga sandera harap-harap cemas.

Pasalnya bukan tak mungkin keselamatan WNI yang sebagian besar berdomisili di Ibu Kota Kalimantan Timur, Kota Samarinda, terancam.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing, mengaku tak bisa berbuat banyak terhadap permasalahan tersebut.

Pasalnya hal tersebut diluar kewenangan pihaknya, meskipun sandera merupakan WNI yang berasal dari Kaltim.

"Tak banyak yang bisa kami (Kodam) lakukan yang bisa memberikan dampak kepada keluarga korban saat ini. Masalah ini sepenuhnya ditangani Pusat. Prinsipnya kami kalau diperintah siapkan ini, siapkan itu, baru kami siapkan. Tapi bagaimana mereka bisa pulang, jujur kami belum bisa berbuat apa-apa," katanya.

(Baca juga: Nusyirwan Kunjungi Keluarga Korban Penyanderaan, Ini Pesan yang Disampaikan)

Menurutnya pemerintah saat ini telah banyak melakukan upaya terkait pembebasan WNI yang disendera Abu Sayyaf untuk ketiga kalinya.

Mulai dari negoisasi hingga pertemuan diplomasi antar Menteri Luar Negeri kedua belah negara (Indonesia-Filiphina).

"Kami hanya bisa memberikan saran kepada mereka (keluarga korban) untuk sama-sama perbanyak berdoa kepada Tuhan demi keselamatan ," ujarnya.

Sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan perintah untuk membentuk tim khusus atau pangkalan khusus seperti proses pembebasan sandera sebelumnya di Tarakan.

"Terkait pasukan khusus maupun teknis pembebasan, itu rahasia Panglima TNI. Kalau dikasih tahu mereka siap-siap. Pasukan dari mana saya belum tahu, kami hanya mendukung. Dukungan Kodam hanya logistik saja berkaca pengalaman sbeleumnya," paparnya usai acara silaturahmi antara Keluarga Besar TNI dan media massa di Balikpapan.

Jenderal bintang 2 tersebut berharap semua pihak tanpa terkecuali memberikan dukungan moril bagi keluarga korban, baik itu pemerintah daerah maupun perusahaan kapal (PT Rusianto Bersaudara) tempat korban bekerja.

Lulusan Akabri 1983 itu berharap media massa terus memberitakan semua upaya pemerintah, dengan tujuan untuk membangkitkan moril keluarga sandera saat ini.

"Sekali lagi dalam hal ini bukan saya yang dapat mengambil keputusan, Panglima TNI pun saat ini geregetan banget, kok belum bisa bergerak menyelamatkan warga negara kita. Padahal dalam UUD jelas tugas pokok TNI menjaga kedaulatan keselamatan bangsa. Tetapi situasinya seperti ini antar negara, lagi-lagi kita harus tunggu keputusan pemerintah," bebernya. (*)

***

Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM

Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co

Dan bergabunglah dengan medsos:

Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved