Perbatasan

Suka-duka TNI Perbatasan; Seminggu Menikah Langsung Tinggalkan Istri, Tak Lihat Anak Lahir

“Seminggu menikah, saya langsung tugas. Dan sampai sekarang, belum ada kabar dia hamil,” ujar Asdar

(TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)
Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing (duduk, kiri) bersama prajurit penjaga perbatasan Indonesia - Malaysia mengecek patok batas di Desa Long Bulan, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Selasa (23/8/2015) sore. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA) 

TRIBUNKALTIM.CO - BUKAN film fiksi sinetron. Cerita ini kisah nyata. Seorang prajurit TNI mestinya sedang bersenang-senang dengan istri yang baru seminggu dinikahinya. Tapi ada daya, tugas wajib menjaga perbatasan negara memanggilnya, sehingga berpisah berbulan-bulan dari keluarga.

Hal ini dialami Sersan Kepala M Asdar, personel TNI di Pos Long Bulan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Lulusan akademi perawat di Manado, Sulawesi Utara ini, menikah seminggu sebelum pratugas selanjutnya berangkat menumpang kapal laut dari Sulawesi ke Tarakan, Kalimantan Utara, akhir Maret 2016.

“Seminggu menikah, saya langsung tugas,” ujar Asdar saat berbincang dengan surat kabar Tribun Kaltim/TribunKaltim.co, di pos Long Bulan yang menyertai kunjungan kerja Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing ke perbatasan, pekan lalu.

Asdar dan rekan-rekan dari Batalyon 713/Satyatama, Gorontalo, akan berpisah dari keluarga untuk waktu sembilan bulan. Sejak itu, hingga hampir lima bulan, dia tidak pernah bertatap muka, apalagi bersentuhan dengan istri. Mendengar suara paun tidak bisa, karena keterisolasian Long Bulan.

 
 
Prajurit di Pos Bahsiuk, Desa Long Pupung, Kabupaten Nunukan, Kaltara mendengar rahan Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing, Selasa (23/8/206) pagi. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)

BACA JUGA: Jenderal Ini Makan Singkong Bersama Prajurit dan Menginap di Pos Perbatasan

“Kami hanya bisa berkomunikasi lewat surat. Saat dorlog (pendorongan logistik, red), heli datang sekali sebulan, saya tulis surat ke istri. Nanti istri kirim surat juga,” ujarnya.

Melalui komunikasi surat-menyurat itulah, Asdar mengetahui, istrinya belum dikarunia buah hati. “Istri belum hamil. Jadi bikin anak saja tidak sempat. Inilah risiko prajurit. Tapi Saya tulus iklhas dan bangga menjaga kedaulatan negara, garda terdepan di perbatasan,” uajr Asdar.

Hal mirip-mirp dialami Letda Infantri Rizal, Komandan Pos. Menurutnya, selama lima bulan, tidak pernah berkomunikasi dengan istri dan dua anaknya. Istrinya seorang anggota polisi bertugas di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Sulsel. Mereka telah dikarunia dua anak. Anak sulung kelas 1 SMP dan anak bungsu masih SD.

Ia merasakan kesedihan luar biasa, ketika berpisah dan tidak dapat merayakan Idul Fitri April lalu. “Sedih, tapi saya harus kuat. Anak-anak juga begitu,” ujar Rizal.

 
KAWAL ORANG MANDI - Seorang prajurit penjaga perbatasan NKRI - Malaysia di Pos Long Bulan, Malinau, Kaltara menenteng senjata laras panjang saat menemani kawannya mandi di sekitar pos, Selasa (23/8/2016) sore. Mereka menerapkan prosedur dan ketetapan selalu-bersama-sama (buddy system). (TRIBUN KALTIM/DOMU D AMBARITA)

BACA JUGA: VIDEO – Pangdam Ini Tolak Tawaran Gubernur dan Pilih Bermalam Bersama Prajurit Perbatasan

Sebagai pengobat rindu, Rizal rutin memperdengarkan suara dan wajah anak-anak dan istri yang direkam melalui video telepon selulernya. Prajurit memang dapat menggunakan telepon seluler, untuk melihat vidoe, foto dan game, walau tanpa sinyal. Mereka menge-charge ponsel menggunakan tenaga surnya (solar cell) yang ditampung ke baterai.

“Kesan saya selama di ini, dengan tertutupnya akses transportasi maupun komunikasi, saya merasa selama orang yang besarma saya, baik kelaurga maupun kawan-kawan, begitu tingginya nilai mereka. Saya sekarang merasa kehilangan, ternyata begitu tingginya nilai mereka. Jadi pesan saya, keluarga jangan disia-siakan,” kata dia.

Rizal menandaskan, “Menjaga perbatasan di daerah terpencil bukan sebagai saja tugas, tetapi kami jadikan sebagai tempat menyucikan hati dan batin, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.”

Komandan Pos Bahsiuk, Desa Long Pupung, Kabupaten Nunukan, Kaltara pun mengalami satu momentum penting yakni saat istrinya melahirkan di Palu, Sulawesi Tengah.

 
 
 
 
Aktivitas prajurit penjaga perbatasan Indonesia - Malaysia di Desa Long Bulan, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (24/8/2015) pagi. Pekan lalu, Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing menginap di pos perbatasaan. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)

BACA JUGA: Berita Garuda Didadaku, Malaysia Diperutku Buat Miris Netizen

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved