BPJS: Dengan JKN-KIS, Risiko Penyakit Jantung, Ginjal, Kanker dll tak Perlu Ditanggung Sendiri

Manfaatnya sangat luas seperti pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis, rawat inap, bahkan meliputi penyakit katastropik seperti jantung, ginjal, dll

Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/muhammad afridho septian
Agus Ramlan Hidayat, Kepala Departemen Pemasaran, Kepesertaan, dan UPMP4 BPJS Kesehatan Divre VIII saat memaparkan program JKN-KIS, Kamis (13/10). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Afridho Septian

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kebutuhan masyarakat akan jaminan kesehatan terus meningkat seiring berkembangnya teknologi dan populasi.

Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menghadirkan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). 

Program ini merupakan salah satu program Nawa Cita dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

"Ini kan seperti membuka keran di mana dulu orang-orang yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan sekarang sudah tidak takut lagi," ujar Ni Mas Ratna Sudewi, Kepala BPJS Divisi Regional (Divre) VIII dalam media gathering di Rumah Makan Apong, Balikpapan, Kamis (13/10/2016).

Awalnya BPJS Kesehatan mematok biaya iuran senilai Rp 37.000.

BACA JUGA: Absen Kerja, Ini 8 Alasan Sakit yang Paling Masuk Akal

Setelah ditinjau ulang oleh tim dari Kementerian Kesehatan dan akademisi akhirnya besaran iuran untuk penerima bantuan iuran (PBI) hanya Rp 19.225 per bulan dengan memperkirakan kemampuan ekonomi peserta yang masuk kategori PBI.

Dengan biaya tersebut, lanjut Ratna, manfaatnya sangat luas seperti pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis, rawat inap, bahkan meliputi penyakit katastropik seperti jantung, ginjal, kanker, thalasemia, hemofilia, stroke, dan lain-lain.

"Kini, risiko penyakit tidak perlu ditanggung sendiri melainkan kelompok dengan program tersebut," katanya.

"Itu kasus-kasus yang berbiaya tinggi dan cenderung berkepanjangan. Pemerintah sudah sejak awal melihat tapi ini pertama digerakkan dengan melihat kemampuan dulu kemudian ditambahkan dengan jumlah pesertanya," katanya.

BACA JUGA: Dirawat di IRD, Seluruh Tubuh Buruh yang Tersetrum Listrik Ini Ditutupi Selimut

Menurutnya, diharapkan dengan adanya universal coverage ini gotong royongnya semakin kuat.

"Jadi kontribusinya sedikit-sedikit untuk menyiapkan sebuah risiko yang besar yang tidak mungkin ditanggung oleh kebanyakan orang. Itu sebenarnya tujuan program ini," katanya lagi.

Saat ini sudah ada 58,73% peserta yang sudah terdaftar dalam divre VIII yakni dari Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara. Sedangkan ditargetkan Januari 2019 sudah mencapai 100% atau yang dinamakan universal coverage (cakupan global). (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Untuk itulah pihaknya mengundang media untuk mensosialisasikan pentingnya program ini kepada khalayak ramai. (m19)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved