Breaking News

Relationship

Gara-gara Beda Paham Politik, Pasutri, Keluarga, bahkan Sahabat Bisa Bercerai

Perbedaan pilihan kandidat dan persepsi politik sangat berbahaya pada orang-orang yang hanya memahaminya dari permukaan.

Thinkstockphotos
Ilustrasi 

TRIBUNKALTIM.CO -- Masa-masa kampanye pemilihan kepala daerah atau presiden tak bisa dimungkiri telah meningkatkan suhu politik suatu negara, tak terkecuali Indonesia.

Perbedaan pilihan kandidat, visi misi, dan karakter kandidat tak hanya memanaskan lawan politik tapi juga kehidupan sosial banyak warga  negara.

Ketegangan suhu politik sangat terasa jika Anda kebetulan membuka media sosial. Banyak netizen yang mendadak sok paling tahu politik dengan menuliskan sejumlah pujian untuk jagoannya dan cemoohan pada kandidat lain.

Perbedaan pilihan kandidat dan persepsi politik sangat berbahaya pada orang-orang yang hanya memahaminya dari permukaan.

Baca: Anak Muda, Media Sosial, dan Politik: Menggerakkan Partisipasi Pemilih Pemula

Lebih dari itu, kondisi ini jadi semakin parah ketika dukungan bergulir menjadi provokasi karena kurangnya pengetahuan dan kebijakan mumpuni dalam menghadapi perbedaan.

Menurut survei dari Pew Research Survei ditemukan 41 persen pasangan suami istri di AS bertengkar setiap hari karena pilihan kandidat yang tidak sama selama masa kampanye menuju kursi kepresidenan antara Hillary Clinton dan Donald Trump.

Berdasarkan laporan dari Stacy Kaiser, seorang psikoterapis dan penulis How To Be A Grown Up, banyak pasangan suami istri yang memutuskan tidur di kamar terpisah menjelang hari pemilihan presiden AS pada tanggal 8 November 2016 mendatang.

Kaiser mengatakan, para kandidat yang saling menjatuhkan lewat umpatan, debat, dan sindiran, tidak membuat situasi ini membaik.

Baca: Agama dan Politik Keindonesiaan Kita

“Salah satu masalah saat pemilihan presiden seperti sekarang adalah banyak pasangan yang berbeda pilihan sering menggunakan kata ‘Bodoh’ dan ‘Idiot’ pada pasangan,” ujar Kaiser.

Kaiser mengatakan bahwa tak sedikit kliennya yang mengajukan keinginan perpisahan sementara hingga masa kampanye presiden berakhir.

“Selain suami istri, pemilihan kepala negara seperti ini juga bisa menjauhkan keluarga dan sahabat,” pungkasnya. (Usihana)

*****
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved