Status Facebook 'Perempuan Pendukung Ahok Halal Diperkosa' Mirip Tragedi 1998

Unggahan itu telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama kaum perempuan.

Editor: Syaiful Syafar
Ilustrasi 

TRIBUNKALTIM.CO -  Seorang pemilik akun Facebook bernama Dwi Ardika dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Dia diduga mengunggah status Facebook, intinya perempuan yang mendukung Ahok halal diperkosa.

Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan melaporkan Dwi Ardika ke Kepolisian.

Laporan diterima dengan nomor LP/1905/IV/2017/PMJ/Dit. Reskrimum tertanggal 17 April 2017.

Pemilik akun Facebook itu dituding melanggar Pasal 156 KUHP tentang Ujaran Kebencian.

Aktivis perempuan, sekaligus Koordinator Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan Ita Fadia Nadya mengatakan, tadinya kasus itu ingin ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Setelah konsultasi, diarahkan ke Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Unggahan itu telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama kaum perempuan.

Aktivis dari Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan melaporkan pemilik akun Facebook Dwi Ardika ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017). (FOTO: Warta Kota)
Aktivis dari Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan melaporkan pemilik akun Facebook Dwi Ardika ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017). (FOTO: Warta Kota)

Menurut Ita, ujaran itu, menimbulkan keresahan teruntuk kaum perempuan.

Status Facebook Dwi Ardika mengingatkan kaum perempuan pada kerusuhan 1998.

"Ujaran ini persis seperti 1998, sebelum perkosaan massal," ujar Ita di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017).

Pihaknya khawatir, provokasi yang dibuat Dwi melalui akun Facebooknya dapat menimbulkan kerusuhan serupa.

Pihaknya tak ingin kekerasan terhadap perempuan kembali terjadi di era demokrasi ini.

"Kalau dulu karena belum ada medsos, itu lewat selebaran-selebaran, sopir-sopir bajaj, sopir taksi, dan lewat (pesan) pager itu banyak. Kejadiannya ada, pemerkosaan. Kami perempuan Indonesia tidak ingin seperti itu terjadi lagi," sambung Ita.

Ilustrasi
Ilustrasi

Pilkada DKI, ucap Ita, diharapkan tidak mengorbankan kaum perempuan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved