'Bapak Durian' dan Ibunya, Korban Speedboat Terbalik Dimakamkan Berdampingan
Suasana duka menyelimuti kediaman Luthfi Bansir, korban insiden terbaliknya speedboat SB Rejeki Baru di perairan Tarakan
Penulis: Doan E Pardede | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO - TANJUNG SELOR - Suasana duka menyelimuti kediaman Luthfi Bansir, korban insiden terbaliknya speedboat SB Rejeki Baru di perairan Tarakan yang berada Jl Gapensi, Tanjung Selor, Selasa (25/7). Ratusan warga melayat. Mulai warga biasa, rekan kerja, hingga mahasiswa berdatangan ikut melepas kepergian pria yang dijuluki "Bapak Durian' di Kabupaten Bulungan tersebut.
Luthfi Bansir bersama ibundanya, Hj Nuraini meninggal dalam peristiwa nahas tersebut. Luthfi sehari-hari menjabat Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, dan juga dosen di Universitas Kaltara. Jenazah Lufthi dan sang ibu dimakamkan berdampingan di Pemakaman Umum, Jl Kamboja, Tanjung Selor.
Tampak hadir melayat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, M Iqbal. Bagi Iqbal, kepergian almarhum Luthfi yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-48 ini cukup mengejutkan. Kejadian ini belum genap 40 hari setelah sang ayah yang tokoh masyarakat di Kabupaten Bulungan meninggal dunia.
Kepergian Luthfi ke luar daerah dalam rangka tugas, menghadiri kegiatan tahunan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Expo 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
Usai bertugas, Lutfhi bermaksud mengajak sang ibu Hj Nuraini liburan ke Singapura. Dalam beberapa kesempatan, kata Iqbal, keinginan sang ibu dibawa liburan ini memang sudah sering diutarakan. Hanya saja, karena kesibukan, baru bisa terealisasi.
Tak ingin mengecewakan ibu, Luthi pun akhirnya membawa serta dalam perjalanannya ke Jakarta, yang ternyata menjadi perjalanan terakhirnya.
Sepulang dari Singapura, keduanya berencana kembali ke Tanjung Selor. Namun nahas, baru saja meninggalkan dermaga di Tarakan, speedboat yang ditumpangi terbalik dan nyawa keduanya tak tertolong.
Bagi Adimas, Wakil Rektor II Universitas Kaltara, Luthfi Bansir adalah sosok rekan yang baik. Selama mengabdi di Unikal, sudah banyak gebrakan yang digagas. Bisa dikatakan, perubahan drastis di Fakultas Pertanian terjadi kala Luthfi menjabat sebagai Dekan. Bahkan karena tak punya kebun, Luthfi merelakan lahan miliknya dijadikan lokasi penelitian mahasiswa.
Selain sebagai rekan, dia juga mengaku memiliki ikatan emosial yang cukup kuat dengan almarhum. Apalagi, keduanya merupakan alumni Universitas Brawijaya, Malang.
"Waktu di Universitas Brawijaya, saya ambil S1, beliau S3. Kita kehilangan salah satu pecinta kopi yang juga ahli durian," katanya.
Rekan dosen lainnya, Didi Adriansyah menuturkan, sebutan "Bapak Durian" mulai tersemat sejak Luthfi yang memang pakar pemuliaan tanaman tersebut berhasil menemukan jenis durian baru. Bahkan atas prestasi tersebut, sebuah penghargaan berskala nasional juga berhasil diraih, tepatnya era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Masih karena durian, Luthfi juga sering diundang ke luar negeri menghadiri diskusi dan seminar. Kebanyakan, hasil karya Luthfi memang lebih dikenal di luar negeri. "Karena memang ahli durian, sering dipanggil kemana-mana, seperti ke Thailand, dan Malaysia. Sering dipanggil ke luar (negeri) karena kapakaran beliau soal durian," katanya.
Selain durian, Luthfi juga kerap bereksperimen menyilangkan beberapa jenis buah, dan sudah membuahkan hasil. Beberapa jenis semangka, jambu dan beberapa jenis buah lainnya sudah berhasil ditemukan. (*)
