Napak Tilas Warga Perbatasan, Telusuri Sungai dan Daratan hingga Kinabalu

Berjam-jam menumpang perahu kecil melintasi sungai berarus deras dan bebatuan besar ditambah jalur darat dari Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan

Editor: Sumarsono
HO
Para pemuda asal Wilayah Kabudaya, Nunukan, Kaltara saat berada di Kantor Konjen RI Kota Kinabalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Berjam-jam menumpang perahu kecil melintasi sungai berarus deras dan bebatuan besar ditambah jalur darat dari Kecamatan Lumbis Ogong, Nunukan, napak tilas berakhir di Kota Kinabalu, Negara Bagian Sabah, Malaysia.

KEGIATAN napak tilas di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia dilakukan puluhan pemuda dari gabungan organisasi kepemudaan di wilayah Kabudaya Perbatasan Republik Indonesia- Sabah, di antaranya Pemuda Penjaga Perbatasan RI, Garda Muda Kabudaya dan Dewan Adat Dayak Agabag.

Baca: VIDEO – Anak Terpidana Mati Bom Bali ini 10 Tahun Menyimpan Dendam Akhirnya Jadi Paskibra

Ketua Umum Pemuda Penjaga Perbatasan RI Paulus Murang mengungkapkan, rangkaian napak tilas ini berakhir dengan mengikuti Upacara Peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu.

Napak tilas menyusuri sungai dan darat, untuk mengingat masa diawal kemerdekaan, di mana masyarakat perbatasan banyak yang memilih pergi ke Keningau dan Kota Kinabalu, Sabah.

"Mereka mencari kerja dengan jalan kaki untuk sekadar bertahan hidup di perbatasan, terutama masyarakat Lumbis Ogong. Dan hingga saat ini keadaan tetap tidak terlalu banyak berubah. Jalur tetap sama terutama di sebelah Indonesia," ujarnya kepada Tribun, Jumat (18/8).

Baca: Dapat Nomor Punggung 31, Pemain Anyar Borneo FC Ini Tatap Persaingan Sehat di Pos Bek Kanan

Darboy, salah seorang peserta napak tilas utusan dari Kecamatan Sebuku mengatakan, perjalanan panjang ini ibarat anak mencari orang tuanya. "Hiruk-pikuk dan gegap gempita masyarakat di kiri dan kanan kami bergembira, karena mendapat perhatian orang tuanya. Ini membuat kami harus lebih peka lagi terhadap keadaan," tuturnya.

Dikemukakan, sumber daya alam yang melimpah di wilayah Kabudaya terus dikuras. Kehadiran puluhan warga Dayak pada upacara di KJRI Kota Kinabalu mendapatkan perhatian khusus dari para peserta. Upacara itu dihadiri staf KJRI Kota Kinabalu, Dharma Wanita Persatuan, guru dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Community Learning Center, mahasiswa dan ribuan warga negara Indonesia dari berbagai kalangan profesi dan buruh Indonesia di Kota Kinabalu.

Keberadaan mereka telah membuat suasana upacara lebih spesial. Warga Indonesia di Kota Kinabalu pun memanfaatkan momentum untuk mengambil foto bersama.

Upacara yang dipimpin Mayor Inf Jajang Nuirul HF, Perwira Indonesia Liason Officer TNI itu disertai pengibaran bendera oleh pasukan pengibar bendera yang terdiri dari 20 orang siswa-siswi Sekolah Indonesia Kota Kinabalu asal perbatasan.

Konsul Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Akhmad DH Irfan merasa gembira dan menyambut hangat kedatangan rombongan warga Indonesia dari perbatasan. Menurut dia, kehadiran warga asal Indonesia dengan busana daerah yang dikenakan ini menjadikan suasana Indonesia terasa lebih kental.

"Saya terharu dan akan menyampaikan laporan secara khusus tentang persoalan mereka yang telah kami bicarakan kepada Jakarata," katanya.

Baca: Manajemen Borneo FC Minta Keringanan Pajak Ke Walikota Samarinda

Pihak KJRI Kota Kinabalu juga akan lebih fokus mencari dan mengusulkan solusi kebijakan yang tepat untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, juga memaksimalkan pelayanan pemerintahan dan pelayanan dasar lainnya. Hal ini perlu dilakukan demi memenangkan hati warga dan wilayah "abu-abu". Tentunya demi marwah bangsa dan negara.

Selain itu untuk menyeimbangkan laju pembangunan di Sabah, dipandang perlu wilayah perbatasan daratan Republik Indonesia -Sabah yang 95 persen berada di Wilayah Kabudaya diberikan perhatian khusus dan perlakuan khusus. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved