Edisi Cetak Tribun Kaltim
Gara-gara Listrik, Gedung Education Centre Senilai Rp 84,4 Miliar tak Terurus
Begitu juga dengan kondisi dalam hall yang mulai diisi beberapa genangan air di atas lantai. Beberapa plafon juga terlihat terkelupas
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Dibangun sejak 2013, dan selesai di 2015, kegunaan dari Education Center yang dibangun di atas lahan seluas 4,9 hektar di Jalan PM Noor Samarinda masih menimbulkan pertanyaan.
Rusaknya beberapa fasilitas gedung seperti kaca, ventilasi serta adanya rumput di beberapa halaman masuk serta pelataran gedung ikut menambah kerunyaman dan kesan tak terurus.
Awal minggu lalu, Tribun menengok bangunan yang diklaim menghabiskan dana Rp 84, 4 miliar tersebut.
Baca: Tim Sepak Takraw Indonesia di Sea Games Walk Out Gara-gara Kepemimpinan Wasit
Dimulai dari bangunan hall, yang tepat berdiri usai gerbang masuk, 3 kaca ventilasi gedung sudah pecah.
Pecahan kaca tersebut, bahkan masih terlihat di sisi dalam ventilasi. Masuk melalui ventilasi kaca yang pecah, puluhan kursi hitam, teronggok, dan sudah terlihat penuh debu dan berjamur.
Begitu juga dengan kondisi dalam hall yang mulai diisi beberapa genangan air di atas lantai. Beberapa plafon juga terlihat terkelupas.
Masuk ke area dalam, diisi oleh kantor pengelola. Gedung kedua dengan 2 lantai ini menjadi tempat kerja UPT Education Center Samarinda.
Menurut M. Yusuf, pengelola sekaligus Kepala Balai Pendidikan Kejuruan Disdik Kaltim, ada sekitar 27 pegawai yang menempati kantor pengelola tersebut.
Lebih ke dalam,diisi 3 gedung workshop sekaligus lab untuk beberapa keahlian pendidikan, semacam lab bahasa inggris, lab kimia dan lab fisika.
Baca: Warganet Geruduk Akun Instagram Pemain Timor Leste yang Tendang Evan Dimas
Seluruh workshop tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti lab audio untuk bahasa inggris. Namun, untuk bisa masuk, halaman gedung workshop sudah sulit dilalui, Ini karena adanya rumput serta halaman tanah yang mulai becek.
Kondisi bangunan terkahir, yakni asrama, juga demikian. Tanaman dan rumput sudah mulai tumbuh di sekitaran gedung. Permasalahan terakhir yakni listrik. Sejak selesai dibangun, Education Centre hanya gunakan listrik voucher dalam pencahayaan. Biaya Rp 5 juta/ bulan dikeluarkan Disdik Kaltim untuk itu.
Saat ini, ada dua pihak yang menghandle Education Center .
Pertama yakni perwakilan Disdik, yang diketuai M. Yusuf, selaku Ketua Balai Pendidikan Kejuruan Disdik Kaltim.