Waduh, Perbankan Sudah Tutup 48.000 Kantor Cabangnya Gegara Nasabah Pindah ke Layanan Ini
Perbankan di Uni Eropa telah menutup 9.100 kantor cabang dan memangkas sekitar 50.000 orang staf pada tahun 2016 lalu.
TRIBUNKALTIM.CO, LONDON - Perbankan di Uni Eropa telah menutup 9.100 kantor cabang dan memangkas sekitar 50.000 orang staf pada tahun 2016 lalu.
Hal ini terjadi sejalan dengan meningkatnya penggunaan layanan perbankan online oleh nasabah.
Mengutip Reuters, Rabu (13/9/2017), Federasi Perbankan Eropa menyatakan, jumlah kantor cabang bank di Uni Eropa telah turun menjadi 189.000 kantor pada tahun 2016 lalu. Angka ini turun 4,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah pegawai bank juga berada pada titik terendah sejak tahun 1997, yakni sekitar 2,8 juta orang. Ini berdasarkan analisis yang dilakukan federasi tersebut.
Secara keseluruhan sudah ada 48.000 kantor cabang bank yang ditutup di Uni Eropa sejak tahun 2008 sampai 2016. Pengurangan ini mencapai seperlima dari jumlah kantor cabang yang ada.
Perbankan memilih untuk menutup kantor cabang fisik guna menekan biaya. Bagaimana tidak, banyak nasabah kini lebih memilih melakukan pembayaran secara elektronik, layanan perbankan digital dan mobile, serta suku bunga kredit yang sangat rendah.
Rendahnya suku bunga tersebut menekan sumber pendapatan yang bisa dipakai untuk pembiayaan, pendapatan, atau investasi, sehingga laba tergerus.
Beberapa negara di Uni Eropa meresponnya dengan menutup kantor-kantor cabang. Di Inggris, misalnya, sebanyak 762 kantor cabang bank telah ditutup pada tahun ini. Perbankan juga melirik konsolidasi atau merger guna meningkatkan profitabilitas, tren yang dimulai sejak tahun 2009 silam.
Peringatan Jokowi
Presiden Indonesia Joko Widodo ketika menyampaikan orasi dalam acara Dies Natalis Universitas Pajajaran (Unpad). mengemukakan bahwa saat ini 30 persen mall dan toko yang tutup karena konsumen beralih ke pembelian secara online (e-commerce).
“Sekarang karena perubahan-perubahan itu, mall dan toko sudah 30 persen tutup, karena pembeliannya dengann online. Artinya berapa tenaga kerja yang menganggur? Karena pesan online datang, tidak perlu pergi ke toko, lebih murah, cepat,” kata Presiden Jokowi di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung, Senin (11/9) siang.

Dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran (Unpad), Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi tantangan khusus kepada Unpad untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era teknologi yang semakin maju.
Dalam orasinya Jokowi sempat menyinggung dunia ekonomi dan bisnis saat ini yang semakin canggih ditandai merebaknya toko online dimana-mana.
“Memang menghadapi tantangan harus ada inovasi, enggak bisa berbicara prodi-prodi (program studi) seperti dulu lagi. Dalam waktu dekat, melihat tantangan yang disampaikan, kita akan buka prodi untuk ekonomi digital,” ujar Rektor Unpad, Prof dr Tri Hanggono Achmad kepada wartawan di Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Senin (11/9/2017).
Rencananya, Prodi Ekonomi Digital ini akan berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad.