Mahasiswa Menyikapi Pasca Demo Ricuh dalam Diskusi Hukum

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Budi Susilo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan aksi unjuk rasa beberapa hari yang lalu di kantor Walikota Balikpapan, yang sempat ricuh menggelar diskusi menyikapi kabar-kabar yang beredar di tengah masyarakat.

Pelaksanaan diskusi tersebut, dilangsungkan di lantai II, Gedung Serbaguna Universitas Balikpapan (Uniba) pada Kamis (14/9/2017) siang sekitar pukul 11.30 Wita.

Tema diskusi yang diangkat mengenai "Bantuan Hukum Pasca Aksi Damai Menyikapi Banjir di Kota Balikpapan."

Acara tersebut dihadiri antara lain Riziki Usman, Humas Aksi Gerakan Masyarakat Peduli Balikpapan, Ahmad Rozali Rusli Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uniba.

Dan juga hadir Rinto, seorang mahasiswa yang sempat dilarikan ke rumah sakit, yang dirinya mengaku terkena pukulan dan tendangan dari aparat kepolisian.

Baca: Putri Sulungnya Masih Berusia 1 Tahun, Behati Prinsloo Sudah Pamer Baby Bump Lagi!

Baca: Gaya Arsitektur Gedung Gereja Ini Memadukan Tiga Unsur

Baca: Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Akhirnya Mau Bicara Soal Krisis Rohingya

Baca: Semifinal AFF U-18, Kok Aneh, Jadwal Pertandingan Indonesia Vs Thailand Berubah, Ada Apa?

Baca: Serangan Bom di Thailand Selatan, 1 Prajurit Tewas dan 20 Luka Termasuk Dua Warga Sipil

Baca: Heboh, 35 Anak Berubah Kanibal Seperti Zombie Diduga Konsumsi Flakka,

Baca: Gubernur Kaltim dan Uskup Mgr Yustinus Harjosusanto Bunyikan Sirene Panjang

Baca: Sebelum Diciduk Karena Konsumsi Sabu, Inilah Kicauan Terakhir Indra J Piliang, Aneh?

Pertemuan ini, kata Rusli Presiden BEM Uniba, lebih kepada mengungkap fakta yang sebenarnya saat terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa di gedung Walikota soal penanganan banjir  di gedung Walikota.

Selain para mahasiswa, diskusi tersebut juga dihadiri Imam Ari Wibowo Wakil Rektor bidang Kemahasiswan dan para advokat dari Kajian dan Bantuan Hukum Uniba.

"Kami akan bantu teman-teman mahasiswa yang berkaitan dengan soal hukum. Kami membela secara full (penuh)," tegas Wawan Sanjaya, seorang advokat. (*)