Polemik Transportasi Online

Didemo Sopir Konvensional, Ternyata Begini Tanggapan Warga Balikpapan Terhadap Angkutan Online

kecaman dan tuntutan para angkutan umum konvensional yang mendesak pemerintah menghentikan operasional angkutan online

TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Dua orang sopir angkot bersiap mengikuti aksi menuntut penutupan angkutan online di Balikpapan permai, Rabu (11/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di tengah kecaman dan tuntutan para angkutan umum konvensional yang mendesak pemerintah menghentikan operasional angkutan online, suara-suara positif malah muncul dari kalangan masyarakat menanggapi keberadaan jasa angkutan online.

Tengok saja Yanti (30) mengungkapkan merasa terbantu kehidupannya dengan adanya kehadiran jasa angkutan berbasis online. Tawaran kemudahan tak bisa ditolak ibu yang berprofesi sebagai karyawan swasta tersebut.

Baca: Merinding, Niatnya Selfie di Mall, Lihat Penampakan di Belakang 2 Wanita Ini

Tuntutan pekerjaan mengharuskan dirinya bekerja mulai pagi hingga sore hari. Waktu menjadi kian terbatas dengan aktivitasnya yang lain sebagai orang tua rau ibu rumah tangga.

"Setiap hari saya pakai, mas. Terutama buat jemput anak sekolah. Secara saya kerja. Jadi tiap pulang sekolah anak saya dijemput gojek," katanya, Rabu (11/10/2017).

Belum lagi dengan harganya yang relatif terjangkau dari jasa angkutan konvensional. Membuat dirinya menjatuhkan pilihan menggunakan jasa online ketimbang angkutan konvensional.

Apalagi keamanan anaknya yang duduk dibangku sekolah kelas 6 tersebut terjamin.

Baca: Tiga Member Cantik Ini Pilih Hengkang dari SNSD, Bagaimana Nasib 5 Personel Lainnya?

"Tinggal pesan dari smart phone dimana saja. Pilih lokasi jemput. Anak saya bisa diantar ke rumah ke kilometer 6 (Balikpapan Utara). Murah lagi, cuma 9 ribu, pakai gopay kena potong jadi Rp 5 ribu," tuturnya.

"Sampai sekarang aman-aman aja. Daripada anak naik angkot atau semacamnya lebih aman naik gojek. Bahkan anak saya itu sudah pegang smartphone, kalau lapar dia bisa pesan makan sendiri," sambungnya.

Baca: Orang Kepercayaan Bocorkan Sikap Asli Ahok di Belakang Awak Media, Ini yang Paling Sulit

Senada Yanto (29) warga Kariangau Balikpapan Barat pun merasakan hal positif semenjak hadirnya jasa angkutan online. Terlebih mereka menghadirkan jasa layanan antar makanan. Letak rumah yang jauh dari keramaian kota, tak membatasi dirinya menyantap makanan pada saat malah hari bahkan dini hari.

"Saya pernah pesan makan tengah malam. Tetap di antar, padahal rumah saya itu di ujung, lho. Baru, murah lagi biaya antar cuma Rp 6 ribu. Padahal pesan makanan di daerah rapak," tutur bapak beranak 1 kepada Tribunkaltim.co

Ditambahkan Yanto, bila menggunakan ojek pangkalan, warga Kariangau harus merogoh kocek hingga Rp 50 ribu untuk ke Rapak.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved