Myanmar Setuju Terima Lagi Pengungsi

Myanmar Setuju Terima Lagi Pengungsi Rohingya dan Memulihkan Kembali Kondisi Rachine

Myanmar dan Banglades sepakat bekerja sama memulangkan ratusan ribu pengungsi muslim Rohingya dan menerima kembali namun tetap dengan syarat.

(AFP PHOTO / K M ASAD)
Pengungsi Rohingya dari Myanmar berteduh di dalam tenda di Kamp Pengungsian yang berdekatan dengan Kota Teknaf, Banglades, 5 September 2017. PBB (UNHCR) mengatakan, jumlah warga etnis minoritas Rohingya di Rakhine, Myanmar, yang telah melarikan diri ke Banglades telah mencapai 313.000 orang. 

TRIBUNKALTIM.CO, DHAKA - Myanmar dan Banglades telah sepakat akan bekerja sama dalam upaya memulangkan ratusan ribu pengungsi muslim Rohingya. Namun tetap dengan syarat.

Pemerintah Myanmar setuju untuk menghentikan arus keluarpengungsi Rohingya dari Banglades dan bersedia menerima mereka kembali.

"Myanmar sudah sepakat untuk menghentikan aliran pengungsi dari negara itu ke Banglades. Mereka juga akan memulihkan kondisi di Rakhine," kata Kementerian Perumahan Banglades, seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (25/10/2017).

Kesepakatan itu tercapai setelah otoritas terkait Banglades dan Myanmar menggelar pertemuan di Naypidaw, ibu kota Myanmar, Selasa (24/10/2017), seperti dikatakan Kementerian Perumahan Banglades.

Sekalipun telah tercapai kata sepakat, namun detail rencana tersebut belum terlalu jelas. Sementara krisis kemanusiaan terus terjadi dan semakin parah.

Di sisi Manymar, ternyata mereka tidak akan serta-merta menerima kembali para pengungsi.

Mereka menyebut masih ada sejumlah persyaratan, di antaranya, perlu dilakukan penelurusan latar belakang para pengungsi dan memastikan pengungsi benar berasal dari Rakhine.

"Kami belum bisa mengatakan kapan akan menerima mereka (para pengungsi) kembali," ujar Menteri Perumahan Myanmar Tin Myint.

"Kami akan menerima mereka setelah meneliti dan menelusuri. Kami akan mengecek apakah mereka benar tinggal di Maungdaw dan Buthidaung," tambahnya.

Persyaratan tersebut mungkin akan sulit dipenuhi oleh para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kejaran tentara Myanmar dan penganut ajaran Budha yang mereka sebut telah melakukan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan.

Selain itu, Myanmar juga telah merebut status kewarganegaraan para pengungsi dengan menyebut mereka sebagai kelompok etnis yang berbeda.

Tolak Tuduhan Pembersihan Etnis

Hubungan kedua negara, Myanmar dan Banglades semakin tegang setelah kekerasan yang dilakukan tentara Myanmar di Rakhine menyebabkan lebih dari 600.000 warga muslim Rohingya melarikan diri ke Banglades, akhir Agustus lalu.

Gelombang pengungsi semakin membebani salah satu negara miskin di Asia itu dengan krisis kemanusiaan.

Banglades dan PBB pun menuduh tentara Myanmar melakukan pembersihan etnis dan menuntut pemulangan minoritas muslim yang kini memadati pengungsian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved