Parenting
Jangan Sembarangan Memuji Anak dengan Kata Cantik dan Pintar, Ini yang Seharusnya Diketahui Ortu!
Pujian perlu diberikan kepada anak sebagai penghargaan ketika mereka melakukan perilaku positif.
TRIBUNKALTIM.CO -- Pujian perlu diberikan kepada anak sebagai penghargaan ketika mereka melakukan perilaku positif.
Walau begitu, agar pujian memberi dampak motivasi, jangan sembarangan memuji.
Psikolog anak dari Mentari Anakku, Firesta Farizal, pujian sebaiknya diberikan secara langsung atau ketika anak melakukan perilaku yang diharapkan.
"Jadi dipujinya harus saat itu juga. Misalnya anak melakukan sesuatu saat pagi hari, dipujinya baru malam hari. Anak akan lupa untuk mengulanginya lagi," kata psikolog yang akrab disapa Eta ini.
Baca: Nyaman Banget deh! Kamar Mungil Ini Bikin Kamu Betah, Begini Cara Menatanya
Dia menjelaskan, tahapan berpikir anak sangat konkret, sehingga pujian yang diberikan terlambat akan membuat anak tidak bisa mengingat perilaku positif apa yang sudah ia lakukan.
Selain itu, setiap pujian juga harus disertai dengan perilaku apa yang dimaksud.
Baca: 9 Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual, Pengacara Sebut Ada Upaya Jatuhkan Nama Baik Kliennya
Menurut Eta, pujian tidak akan ada artinya tanpa disertai perilaku spesifik yang dilakukannya.
"Jangan hanya memuji, 'Kamu pintar', atau 'Kamu cantik', tapi anak tidak tahu itu terkait perilaku yang mana. Beri pujian atas perilaku anak, misalnya, 'Kamu hebat, kemarin bangunnya susah, sekarang bisa bangun sendiri," kata Eta.
Baca: Wow. . . Sehari 17 Ribu Penumpang Setiap Hari Terbang dari Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan
Ketika memuji, orangtua juga harus bersikap tulus tanpa tambahan kata-kata lain.
Hindari pujian dengan membandingkan dengan orang lain atau menambahkan syarat, misalnya, "Nah, begitu dong rajin membantu ibu, enggak perlu diingatkan terus."
Baca: Sering Teleponan di Atas Loteng, Tiba-tiba Gadis Samarinda Ini Ditemukan Tewas
Baca: Kecelakaan Pesawat di Bandara SAMS Sepinggan 5 Orang Tewas, Ternyata Ini Fakta Sesungguhnya
Menurut Eta, pujian yang diberikan syarat seperti itu bukan lagi berbentuk pujian.
"Apalagi yang diingat anak-anak biasanya adalah kata terakhirnya," katanya. (Kompas.com/Lusia Kus Anna)