Bank Indonesia: Waspada, Potensi Uang Palsu Beredar Saat Pilgub Tinggi

“Memang peredaran uang palsu (upal) sepanjang 2017, menurun dibandingkan 2016. Tapi, yang perlu diwaspadai, tahun ini, 2018, adalah tahun politik"

Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM / RAFAN DWINANTO
Kepala Tim Operasional Pengedaran Uang Rupiah/Asisten Direktur Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Sehono (paling kanan) mengungkapkan potensi peredaran upal saat Pilgub 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - 2018 ini menjadi tahun politik bagi Provinsi Kaltim. Agenda pemilihan gubernur (Pilgub) Kaltim yang berlangsung di tahun ini, dipastikan berdampak terhadap peredaran uang di masyarakat.

Kepala Tim Operasional Pengedaran Uang Rupiah/Asisten Direktur Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Sehono, mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi peredaran uang palsu.

“Memang peredaran uang palsu (upal) sepanjang 2017, menurun dibandingkan 2016. Tapi, yang perlu diwaspadai, tahun ini, 2018, adalah tahun politik. Pengalaman kita, setiap pilkada, peredaran upal biasanya meningkat,” kata Sehono, Rabu (3/1/2018).

Baca juga:

Nelayan Ini Tangkap 20 Jenis Ikan di Laut Dalam, Simak Aneka Penampakannya yang Tak Biasa

VIDEO - Bertangan Kosong, Tindakan Heroik Pria Ini Selamatkan Nenek yang Tercebur ke Sungai Beku

Matangkan Persiapan Jelang Tur ke Negeri Jiran, 26 Pemain Mitra Kukar Berlatih Keras

Persaingan Ketat 'Trio K' di Bawah Mistar Gawang Real Madrid, Siapa Bakal Tersisih?

Begini Prediksi Tim Dokter terhadap Kondisi Valentino Rossi Jelang MotoGP 2018

Pernah Terkaya Beberapa Jam, Boz Amazon Kini Beneran Salip Bill Gates Jadi Orang Terkya Sejagad

 Peningkatan peredaran upal saat pilkada, kata Sehono, bukan disebabkan oleh proses politik yang sedang berlangsung di daerah.

“Melainkan, ada oknum yang memanfaatkan agenda politik, untuk mendistribusikan uang palsu,” katanya lagi.

Di setiap gelaran pilkada, istilah money politik (politik uang) pasti terdengar di masyarakat.

Tak jarang, para kandidat atau tim sukses mereka berupaya membeli suara masyarakat via barang atau uang tunai.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved