Satu Pasien Difteri Membaik, tapi RSUD AW Syahranie mulai Kesulitan Siapkan Ruang Isolasi
Kapasitas ruang-ruang isolasi yang ada di RSUD AW Syahranie terbatas. Selain itu, perawatan di ruang isolasi juga membutuhkan SDM khusus.
Penulis: Doan E Pardede | Editor: Adhinata Kusuma
SAMARINDA, TRIBUN - Jumlah pasien difteri yang dirawat di RSUD AW Syahranie Kota Samarinda terus bertambah. Jika pada Jumat (5/1) lalu hanya ada 3 pasien yang dinyatakan positif terjangkit wabah difteri, maka Selasa (9/1/2018) meningkat menjadi 5 pasien.
Namun satu diantaranya, N (2 tahun) yang kondisi sudah membaik sudah diperkenankan pulang. Adapun 4 pasien positif difteri yang masih dirawat di RSUD AW Syahranie, yakni S (18 tahun), FK (4 tahun), A (15 tahun) dan GN (10 tahun). Selain itu, juga ada 1 pasien, yakni FS (15 tahun) yang masih diduga difteri dan sedang menjalani tes di laboratorium.
Kepala Unit Humas RSUD AW Syahranie, dr M Fabian Satrio, Selasa (9/1) menjelaskan bahwa pemeriksaan hanya dilakukan dengan metode mikroskopis. "Sudah ada pasien yang kita nyatakan sembuh dan sudah pulang. Nanti akan kontrol di poliklinik rawat jalan untuk kontrol dan pemeriksaan ulang," ujarnya.
Baca: Seorang Ibu Hamil di Samarinda Dinyatakan Positif Difteri, Bagaimana Nasib Janinnya?
Baca: Di Tenggarong, 2 Bocah Suspek Difteri
Baca: Difteri Tak Pandang Bulu, Prajurit TNI Belajar Cara Pencegahannya
Secara umum, kata M Satrio, kondisi pasien-pasien yang sedang dirawat ini dalam kondisi baik. "Tidak ada penyulit-penyulit dan sebagainya yang mengarah ke penyumbatan jalan nafas dan yang lainnya," jelasnya.
M Satrio mengatakan, untuk menentukan status Kejadian Luar Biasa (KLB), tidak bisa mengunakan uji mikroskopis. Untuk KLB, harus dilakukan uji kultur di Pulau Jawa. Dan hal ini, menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda. "Itu tanggungjawab Dinas Kesehatan Kota Samarinda," ujarnya.
Semakin bertambahnya jumlah pasien ini, kata M Fabian, mendapat perhatian khusus dari manajemen rumah sakit. Pasalnya, kapasitas ruang-ruang isolasi yang ada Di RSUD AW Syahranie juga cukup terbatas.

Selain itu, perawatan di ruang isolasi juga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) khusus, yang berbeda dari pasien-pasien umumnya. "Perawatan di ruang isolasi ini bukanlah hal yang mudah," katanya.
Namun dia memastikan, jika jumlah pasien terus bertambah, tetap akan bisa terlayani dengan baik. Hanya saja, memang perlu persiapan khusus untuk mempersiapkan ruang-ruang isolasi yang ada di RSUD AW Syahranie.
Dia juga berharap agar masyarakat selalu menjaga kesehatan, agar jumlah pasien yang terjangkit difteri tidak semakin bertambah. "Sudah semakin sulit bagi kami untuk menyiapkan ruangan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinkes Kota Samarinda Osa Rafshodia mengatakan, sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Samarinda bersama Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mengambil sejumlah langkah untuk melokalisir penyebaran wabah.
Baca: Suami Maju di Pilgub, Begini Sikap yang Diambil Istri Jaang, Terutama Saat Isu Tak Sedap Menerpa
Baca: Pasutri Jual Sabu pada Anak Dibawah Umur, BNN Sempat Kejar-kejaran Saat Penangkapan