ADHI Memburu Kontrak Baru Rp 23 Triliun
Dengan mempertimbangkan proyeksi kinerja ADHI tersebut, Adrianus memberi rekomendasi buy saham ADHI, dengan target harga Rp 3.200 per saham.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) bakal lebih ekspansif tahun ini. Emiten konstruksi ini menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini akan lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
ADHI menargetkan perolehan kontrak baru naik sekitar 31% dibandingkan realisasi kontrak baru 2017 yang mencapai Rp 17,8 triliun.
"Target kontrak baru tahun ini Rp 23,3 triliun," ujar Direktur Keuangan ADHI Harris Gunawan, Jumat (9/2). Sekadar informasi saja, pertumbuhan nilai kontrak ADHI sepanjang tahun lalu cuma 8%.
Harris bilang, sejauh ini belum terlihat adanya perubahan komposisi sumber dana proyek. "Karena ini semua juga masih target," imbuh dia.
Catatan saja, sepanjang 2017, sekitar 38,7% kontrak baru ADHI merupakan proyek yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Lalu sekitar 34,4% merupakan proyek dari BUMN. Sisanya, yakni sebesar 26,9% merupakan kontrak proyek dari pihak swasta.
Kontribusi segmen transit oriented development (TOD) juga sudah mulai terasa. Nilai pendapatan pra penjualan TOD tahun ini Rp 1,7 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu, sekitar Rp 500 miliar.
Dari angka itu, ADHI akan mencatat pendapatan Rp 1,1 triliun, dengan laba bersih Rp 136 miliar. Keduanya naik masing-masing 266% dan 147% dibanding penjualan dan laba bersih TOD tahun lalu.
Urban Signature Ciracas, Cisauk Point Serpong dan Oase Park Ciputat akan menjadi tiga proyek TOD andalan ADHI tahun ini.
Guna membantu merealisasikan target tahun ini, ADHI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 10 triliun.
Capex tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibanding capex tahun lalu, Rp 3,5 triliun.
Adrianus Bias Prasuryo, analis UOB Kay Hian, masih bullish dengan kinerja saham ADHI. Sebab, target kinerja ADHI tahun ini jauh di atas prediksi konsensus. "Konsensus masih mengesampingkan potensi rebound serta kemampuan ADHI meraup laba dan kontrak baru melalui proyek light rail transit (LRT)," jelas Adrianus dalam riset 19 Februari 2017.
Sehingga, potensi kenaikan sahamnya masih cukup besar. Dengan mempertimbangkan proyeksi kinerja ADHI tersebut, Adrianus memberi rekomendasi buy saham ADHI, dengan target harga Rp 3.200 per saham.
Target harga tersebut mencerminkan price earning ratio (PER) 2018 sebesar 11,5 kali. Saham ADHI sekarang ditransaksikan pada PER sekitar 8,7 kali. "Masih yang termurah dibanding saham sejenis lainnya," kata Adrianus. Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham ADHI turun 10 poin ke level Rp 2.330 per saham. (*)