Harga Semen Tembus Rp 850 Ribu/Sak, Banyak Infrastruktur di Malinau tak Selesai Dibangun

Itulah mengapa di kecamatan kami ini harga semen sampai Rp 850 ribu persak. Semua karena jalur transportasi ke Apo Kayan sangat sulit

Editor: Mathias Masan Ola
KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT
Bandara Long Ampung di Kecamatan Kayan Selatan, Malinau 4 Desember 2014. Sejumlah desa di kecamatan yang terletak di perbatasan Kalimantan Utara - Malaysia memiliki bandara kecil 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Dampak jalan rusak di 4 kecamatan di Apo Kayan (Kecamatan Kayan Hulu, Selatan, Hilir dan Sungai Boh) bukan hanya membuat distribusi bahan kebutuhan pokok terhambat.

Persoalan itu juga berdampak pada pembangunan infrastruktur.

Karena jalan putus di mana-mana, harga semen di Apo Kayan tembus Rp 850 ribu per sak.

Baca: Usai Dirawat di RSCM Begini Kondisi Abu Bakar Baasyir Sekarang

Kenaikan harga semen ini cukup signifikan.

Harga normal Rp 600 ribu sampai Rp 650 ribu.

Harga normal di Apo Kayan ini tidak biasa bagi masyarakat di daerah perkotaan.

Namun, hal ini terlihat biasa di daerah perbatasan dan pedalaman. Ini juga sangat menghambat jalannya pembangunan.

Baca: Raih Gelar Juara Battle of Borneo, Persiba Balikpapan Libas PSM dan Mitra Kukar!

"Itu sudah pasti. Pembangunan lainnya ikut terhambat. Bahkan bisa lebih lambat. Atau bisa lebih parah lagi, bisa terbengkalai karena persoalan ini. Sulit saat ini hidup di perbatasan dan pedalaman. Jangankan kita mau membangun, makan saja kita kesulitan. Tapi, mau bagaimana lagi. memang keadaannya sudah begini," ujar Kepala Adat Besar Apo Kayan, Ibau Ala saat dihubungi melalui telepon selularnya.

Kenaikan harga semen tidak wajar ini yang menjadi salah satu faktor terhambatnya program pembangunan di Apo Kayan tahun 2017 lalu.

Seperti halnya di Kecamatan Kayan Hilir, beberapa kegiatan fisik atau infrastruktur terganggu pelaksanaannya.

Baca: Pantau Kondisi Terkini Habibie, Jokowi Janji Beri Pelayanan Kesehatan Terbaik

Apakah itu program pembangunan menggunakan dana bantuan keuangan dari Pemkab Malinau melalui dana Gerakan Membangun Desa (Gerdema), atau melalui bantuan dana desa (DD) dari pusat.

"Makanya banyak kegiatan dari pusat maupun daerah selesainya tidak tepat waktu. Hal tersebut dikarenakan material bangunan sangat sulit didapatkan," ujar Camat Kayan Hilir, Elvis Yehdija kepada Tribun. "Semen merupakan barang langka di kecamatan kami. Kalau adapun harganya akan sangat mahal. Sebab, untuk membeli semen itu harus ke ibukota Malinau atau ke Tanjung Selor," lanjutnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved