Investor Hotel Syariah Bagi Dua Kolam Renang
Rencana pembangunan Hotel Syariah yang berlokasi di dekat Islamic Center Samarinda, sedang dalam proses pelengkapam perizinan oleh pihak investor.
SAMARINDA, TRIBUN - Rencana pembangunan Hotel Syariah yang berlokasi di dekat Islamic Center Samarinda, disampaikam Asisten III Bere Ali, sedang dalam proses pelengkapam perizinan oleh pihak investor.
Hal ini disampaikannya saat ditemui Tribun akhir pekan ini. Sebagai informasi, pembangunan hotel syariah dilakukan dengan menggunakan lahan serta dana pihak investor, yakni PT. Wijaya Utama Lestari.
"Pembangunan hotel nanti harus bernuansa Islami. Mulai dari ornamen, interior, pelayanan, termasuk staf dan pekerja harus berpakaian Islami," ucapnya.
Hal lain yang juga sudah disepakati beberapa pihak, termasuk pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, juga berkaitan dengan tinggi bangunan hotel tersebut nantinya.
"Tingginya tak boleh melebihi menara 99 meter. Oleh karena itu dari konsep awal ada 14 lantai, direvisi menjadi hanya 10 lantai, sekitar 50 meter tingginya. Sehingga, kemegahannya (hotel) tidak melebihi dari kemegahan Islamic Center," ucapnya.
Dalam pengoperasionalan nantinya pun, ada beberapa hal yang ikut diminimalisir, untuk menjaga kekhasan hotel Syariah tersebut. Hal ini sekaligus ikut menepis anggapan beberapa pihak yang kuatir jika nantinya hotel berdiri, akan menodai nilai Islami dari Islamic Center Samarinda.
"Tidak ada spa. Kemudian kolam renang ikut berpisah. Ada kolam renang laki-laki dan kolam renang perempuan. Selain itu, musholla ikut terpisah antara lelaki dan perempuan. Tidak ada fitness, bar, apalagi minuman keras," ucapnya.
Untuk menjamin hak itu, pihak owner (investor) disebut juga telah menjamin demikian. "Sudah ada jaminan dari owner. Itu yang pertama. Kedua, juga ada jaminan dari lembaga pemberi label syariah pada hotel. Kan nanti bisa berupa Hilal 1, Hilal 2, atau Hilal 3. Kalau hotel modern kan sebutannya bintang 1, bintang 2. Kalau hotel syariah sebutannya dengan gunakan Hilal. Investornya, salah satunya pak Harbiansyah Hanafiah," ucapnya.
Dijelaskannya, proses pembangunan Hotel Syariah ini, murni dikerjakan pihak investor. "Dibangun di atas tanah milik eks PT. Inhutani. Tanah itu sudah dibeli perusahaan (investor) melalui sistem lelang. Sudah ada IMB, sudah ada izin lokasi dari Walikota Samarinda," ucapnya. (anj)