Ada Daerah Lain yang Menolak Jaringan Gas, Balikpapan Siap Menampung
kalau ada daerah yang lain tidak terserap, bisa diahlikan ke Kota Balikpapan, karena melihat tingkat kesulitan di lapangan
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Tahun ini Kota Balikpapan mendapat bantuan 4.000 jaringan gas (Jargas) dari Kementerian ESDM.
Demikian disampaikan Sri Soetantinah Asisten II Bagian Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Balikpapan, Rabu (7/3/2018)
"Kita sudah ditetapkan ada 4.000 jargas yang diterima, dari usulan kita Rp 15.000 sambungan. Ini tidak menutup kemungkinan, sudah dipatok secara nasional berapa kota dan kabupaten," kata Tantin sapaan Sri Soetantinah.
Baca: Bantah Terima Gratifikasi, Rita Mengaku Uang Rp 6 Miliar dari Pengusaha Sawit Terkait Jual Beli Emas
Ia menyampaikan, kalau ada daerah yang lain tidak terserap, bisa diahlikan ke Kota Balikpapan, karena melihat tingkat kesulitan di lapangan, serta jika ada penolakan dari warga.
"Kemungkinan Balikpapan bisa ditambahkan Jaringannya. Bisa diahlikan ke sini, siapa yang siap. Makanya kita lomba-lomba untuk persiapannya, kelurahan mana yang siap," ujarnya.
Baca: Gelandang Leicester City, Riyad Mahrez Mendadak Putuskan Pensiun dari Sepak bola
Menurutnya, tidak mungkin dari kementerian sendiri, harus ada dukungan dari semua pihak. Salah satunya dari pemerintah daerah bagaimana dengan perizinannya.
Dan dari kelurahan bagaimana sosialisasinya dengan masyarakat.
"Penerima tidak ada kategorinya, pelayanan konversi atau pilihan alternatif dari elpiji ke LNG, pelaku usaha bisa mendapatkan Jargas, bukan kategori untuk warga miskin, ini adalah energi alternatif, dan milik kita sendiri," ungkap Tantin.
Artinya bahwa tidak import, kalau Elpiji itu banyak impor semakin lama semakin banyak impor.
Contohnya dulu minyak tanah dikonversi ke elpiji ternyata sekarang kebutuhan elpiji semakin besar, ternyata sebagian itu import.
"Tahun ini fix dapat 4.000, kita siap karena antusias yang mendapat besar sekali, malah banyak warga yang menunggu. Harus daftar ulang, tidak bisa diprioritaskan, karena dilihat dulu dan dihitung dulu jauhnya sebarapa. Hampir sama dengan PDAM prosesnya," kata Tantin.
Baca: Terungkap, Begini Tujuh Pelaku Itu Menghabisi Nyawa Driver Taksi Online di Bogor
Tantin menjelaskan, Saat ini, sudah ada suratnya dari Kementerian, biasanya sebelum DED kalau lapangannya agak rumit. Harus cocokingdilapangan, dari titik ke titik kalau sudah dapat data lapangan baru dibuat DED-nya.