Menghindari Stigma Negatif Masyarakat, Pernikahan Palsu Semakin Populer di Negara Ini
Dalam pernikahan palsu ini, ada pengantin pria dan tamu undangan palsu yang dibayar dengan sejumlah uang.
TRIBUNKALTIM.CO - Setiap negara punya tradisi yang berbeda-beda, terutama dalam hal pernikahan.
Di negara yang memiliki budaya yang mempertahankan budaya lama, wanita yang hamil sebelum menikah pasti mendapat kritik pedas dan pandangan negatif dari masyarakat.
Parahnya lagi, mereka tidak diakui oleh keluarganya sendiri.
Namun, wanita di Vietnam telah menemukan solusi untuk menghindari stigma sosial dengan pernikahan palsu, seperti dilansir dari laman Buzzflare.com (11/3/2018).
Dalam pernikahan palsu ini, ada pengantin pria dan tamu undangan palsu yang dibayar dengan sejumlah uang.
Tradisi 'tak biasa' ini sudah ada di Vietnam selama beberapa dekade, namun orang-orang di Vietnam jarang membicarakannya.
Sekarang, pernikahan palsu menjadi semakin populer.
Baca juga:
VIDEO - Diminta Membayar, Penumpang Malah Mengamuk Lalu Tampar dan Gigit Sopir Bus
Sentuh Level Tertinggi di 6 Tahun Terakhir, Pengusaha Batubara Yakin Kenaikan Harga Bertahan Lama
Tersebar Percakapan Anies Baswedan dan Dubes Denmark, Bagian Ini Jadi Sorotan Netizen
Baru Bergabung, Egy Maulana Vikri Sudah Berikan Dampak Langsung untuk Lechia Gdansk

Pernikahan palsu memang butuh biaya yang besar, tapi cara ini dianggap efektif untuk menyelamatkan harga diri dan menghindari praktik aborsi.
Beberapa agen menawarkan kepada klien mereka usia pernikahan dalam jangka waktu tertentu.
Tahun lalu, VN Express meliput kasus Thong, seorang remaja berusia 23 tahun dari kota Canong Canai, Delta Mekong.
Dia hamil lima bulan dan sedang menunggu di luar sebuah klinik aborsi dengan ibunya.
Setelah diputuskan pacarnya, Thong melapor pada ibunya tentang kondisinya yang saat itu sedang mengandung.
Ibunya panik dan memutuskan membawa putrinya ke klinik aborsi karena malu akan mendapat reaksi negatif dari tetangga dan keluarganya.
Namun, Thong menemukan ada pengantin pria dalam iklan pernikahan palsu yang ia lihat di smartphone-nya.
Ia menghubungi nomor yang tertera di iklan tersebut dan menemui Nguyen Van Thien, manajer perusahaan layanan pengantin Hanoi yang sudah berkecimpung dalam bisnis ini selama lebih dari satu dekade.
Beruntung Thong mendapat tawaran pesta pernikahan secara gratis.
Paket VIP yang ditawarkan oleh Nguyen dibanderol harga VND 98 juta ( USD 4.300) atau sekitar Rp 60 juta.
Pernikahan itu berjalan lancar dan ibu Thong mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkan bayi Thong.
Kasus Thong ini hanya satu dari banyak cerita yang diceritakan Van Thien.


Van Thien mengungkapkan kepada VN Express bahwa mereka telah menyewakan pengantin pria kepada lebih dari seribu wanita dalam 10 tahun terakhir.
Tahun lalu, agen layanan pernikahan ini punya lebih dari seribu karyawan dan menggelar 15 resepsi setiap bulannya.
Sebagian kliennya adalah wanita yang hamil di luar nikah.
Setiap pernikahan tentu butuh persiapan khusus untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Para 'aktor' yang menjadi mempelai pria harus benar-benar mengenal calon pengantin wanita dan keluarganya dan siap untuk mengikuti semua yang diminta kliennya.
"Kami mempekerjakan aktor yang berbeda, tergantung pada kasusnya. Misalnya, keluarga kaya biasanya punya tuntutan yang lebih tinggi. Ayah dan ibu pengantin laki-laki juga harus memiliki pendidikan dan pekerjaan yang baik, "kata Thien kepada Vietnamnet.
Layanan pengantin pria Nguyen Van Thien adalah satu dari banyak agen pernikahan palsu yang saat ini tersedia di Vietnam.
Bulan lalu, AFP menampilkan sebuah perusahaan bernama Vinamost, yang juga khusus menyewakan pengantin pria dan menawarkan berbagai paket mulai dari USD 1.500 hingga USD 4.500.
(TribunTravel.com, Rizky Tyas)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Takut Dipandang Negatif Masyarakat, Pernikahan Palsu jadi Semakin Populer di Vietnam