Sambut Baik Rencana Pendirian Religi Centre, Ini Permintaan Umat Hindu di Kota Samarinda

Namun kembali lagi, kata dia, pembangunan Religi Centre ini tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM / DOAN E PARDEDE
Pinandita memimpin upacara Tawur Agung Kesanga yang digelar di Pura Jagat Hita Kirana, Jalan Sentosa, Jumat (16/3/2018) 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Umat Hindu yang berada di Kota Samarinda menyambut baik dan sangat mengapresiasi adanya rencana Pemkot Samarinda membangun Religi Centre di seputaran Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang.

Sebagai informasi, rencana pendirian Religi Centre ini didengungkan oleh Walikota Samarinda, Syaharie Jaang dalam sebuah kesempatan bulan Oktober 2017 lalu.

Teranyar, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Samarinda sebenarnya telah menyiapkan lahan yang dibutuhkan, seluas sekitar 6 hektare.

Hanya sayangnya, pembangunan Religi Centre ini belum kunjung bisa direalisasikan karena masalah ketiadaan anggaran. 

Pembagian lahan untuk masing-masing rumah ibadah juga sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor : 642/234/HK-KS/V/2017 tentang Penetapan Status Penggunaan/ Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Kota Samarinda kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) untuk Kawasan Religi Centre dan Dinas Pendidikan Kota Samarinda untuk SMP 38 yang Berlokasi Di Kelurahan Lok Bahu.

Rencananya, rumah-rumah ibadah dari masing-masing agama, yakni Masjid, Gereja, Vihara, Pura, Klenteng akan dibangun di sebuah kompleks terpadu.

Selain rumah ini, di lokasi ini juga akan berdiri bangunan SMP 38 Samarinda, yang seluruh siswanya masih menumpang di sekolah lain. 

"Kami, umat Hindu yang ada di Kota Samarinda secara umum menyambut baik hal itu. Artinya, kami yakin bahwa tujuan pembangunannya agar umat beragama ini bisa hidup berdampingan , rukun, selaras, kemudian tidak ada gesekan antara agama yang satu dengan yang lain," kata I Ketut Witana, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Samarinda ketika ditemui di sela-sela upacara Tawur Agung Kesanga yang digelar di Pura Jagat Hita Kirana, Jalan Sentosa, Jumat (16/3/2018).

Beberapa waktu lalu, pihaknya juga telah menyampaikan usulan seputar seperti apa desain Pura yang akan dibangun di Religi Centre tersebut.

Namun kembali lagi, kata dia, pembangunan Religi Centre ini tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar.

Dan hingga saat ini, memang belum diputuskan terkait sumber pembiayaan, apakah dari pemerintah, dari masing-masing agama, atau kolaborasi keduanya.

Terkait dari opsi-opsi ini, pihaknya lebih suka seluruhnya dibangun pemerintah atau kolaborasi keduanya dengan persentase sesuai kemampuan umat beragama yang ada.

"Kalau dibebankan ke masing-masing agama, kami tidak mampu," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved