CW Bekerja sebagai Stigmata, Sang Keponakan Beberkan Gaya Hidup Tantenya
Ia dilaporkan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) atas dugaan penyekapan dan penyiksaan terhadap anak asuh, M alis FA (14).
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Candri Widarta alias CW (60) mengenakan daster warna oranye bermotif bunga-bunga saat memenuhi panggilan pemeriksaan di Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat (16/3/2018).
Ia dilaporkan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) atas dugaan penyekapan dan penyiksaan terhadap anak asuh, M alis FA (14).
Yang menarik dari kasus tersebut, justru CW merawat kelima anak angkatnya dengan berpindah-pindah hotel mewah selama sepuluh tahun terakhir.
Dan biaya penginapannya mencapai Rp 12 miliar.
CW menceritakan ada dua sumber pemasukannya untuk biaya penginapan dan keperluan sehari-hari dirinya dan kelima anak asuhnya di hotel.
Baca: Candri Mengaku Difitnah Siksa dan Sekap Anak Asuh di Hotel Berbintang
Pertama, ia bekerja sebagai seorang stigmata atau pengobatan tradisional.
Kedua, adanya bantuan dana dari gereja.
Sebagai seorang stigmata, CW mengaku dapat menyembuhkan penyakit seseorang.
Dan biasanya ia mendatangi pasien jika ada orang yang membutuhkan jasanya.
"Ahli pengobatan tradisional. Pengobatan stigmata di Katolik ada," ujarnya.
Meski CW dan anak-anaknya tinggal di Le Meridien sejak tahun 2015 dengan membayar Rp 3 juta setiap malam, dia tetap dapat melunasi pembayaran tersebut.
Baca: Dituduh Siksa dan Sekap Anak di Hotel Berbintang, Begini Kondisi Candri Widarta
Menurutnya, biaya penginapan di hotel berbintang lima seperti di Hotel Le Meriden yang mencapai Rp 3 juta per malam justru paling banyak berasal dari bantuan dari pihak dan jemaat gereja.
"Orang gereja yang bantu," kata dia.