Bertahan di Tengah Menjamurnya Bisnis Guest House, Hotel Non Bintang Banting Harga
Keberadaan guest house yang bertumbuh merebak di Balikpapan benar-benar dirasakan dampaknya bagi hotel non berbintang.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Keberadaan guest house yang bertumbuh merebak di berbagai daerah Balikpapan benar-benar dirasakan dampaknya bagi hotel non berbintang. Eksistensi guest house dianggap mengancam pasar bagi hotel non berbintang.
Hal ini dialami Hotel Mitra Amanah Syariah di Klandasan Ulu, Balikpapan. Muhammad Syachrial, pemilik hotel ini menjelaskan, munculnya guest house di Balikpapan semakin memukul usaha hotel non berbintang.
"Ekonomi sedang tidak membaik ditambah ada saingan banyak dari guest house semakin memperburuk. Tamu semakin sepi, terpecah ke guest house," ujarnya pada Senin (19/3).
Ia beralasan, guest house dengan hotel non berbintang tidak jauh berbeda. Kamar yang disediakan lebih dari sepuluh, kondisi ruangan kamar menginap pun tidak jauh berbeda, tersedia televisi flat, ruang pendingin, kasur springbed, tersedia jaringan wi fi internet dan makanan sarapan.
Baca: Awalnya Berat, Gessy Menikmati Kerja di Hotel
"Sekarang orang pasti pilih guest house. Mudah mencarinya. Lokasinya stategis. Sangat dekat dengan pusat keramaian kota dan berada di tengah-tengah pemukiman penduduk," katanya.
Hotel yang dibangun Syachrial kini sudah dianggap meredup. Berdiri sejak tahun 2002. Sempat merasakan kejayaan ekonomi Balikpapan hingga di tahun 2014, saat dunia pertambangan masih menggeliat cerah. Sektor tambang runtuh, berangsur hotel ini juga ikut semakin sepi tamu.
Upaya mempertahankan hotel, dirinya mengurangi tenaga kerja dan kamar tamu untuk lakukan efisiensi. Restoran hotel yang dahulu tersedia, di tahun 2016 sudah resmi ditutup dengan alasan tidak ada lagi tamu yang jajan.
"Harga sudah saya kasih turun. Dahulu paling murah itu Rp 225 ribu sekarang saya kasih harga hanya Rp 160 ribu saja. Kondisi tamu sekarang tidak seperti dahulu yang selalu penuh," ujarnya.
Hal itu dia lakukan untuk tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi sedang lesu dan persaingan yang semakin sengit. Syachrial terpaksa menerapkan harga yang hampir sama dengan guest house.
Baca: Murah dan Bisa Bayar Harian, Keberadaan Guest House Ancam Bisnis Perhotelan?
Untung saja, usaha hotelnya yang di daerah Mamuju Sulawesi Barat masih dianggap prospektif. Keuntungan usaha ini sebagiannya masih bisa untuk menutupi operasional usaha Hotel Mitra Amanah Syariah Balikpapan.
"Pemerintah kota harusnya bisa berikan aturan ketat, jangan lagi membebaskan berikan izin pendirian guest house. Harus dibatasi. Sekarang situasi lagi susah cari tamu. Kecuali nanti kalau situasi ekonomi sudah surplus, boleh saja diberikan lagi kebebasan mendirikan guest house," kata Syachrial.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Balikpapan, Elvin Junaidi, menegaskan, setiap orang yang ingin mengurus izin usaha hotel dan guest house tidak jauh berbeda.
Semua persyaratan tidak ada yang berbeda, intinya semua harus minimal menawarkan sepuluh kamar. "Tidak ada perbedaan. Keduanya masuk jenis usaha penginapan," ungkapnya pada Senin (19/3).