Pilgub Kaltim 2018
Diterpa Isu Miring, Safaruddin Tanggapi Santai, Begini Kata-kata Sang Jenderal Pensiunan Polri
Ia meminta pihak yang menggelindingkan isu tersebut agar membuktikan apa yang disampaikan secara terbuka ke publik.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Syaiful Syafar
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Calon Wakil Gubernur Kaltim, Safaruddin diterpa isu miring di masa kampanye penyelenggaraan Pilgub Kaltim 2018.
Ia dituding melindungi perusahaan yang melakukan aktivitas tambang ilegal di Kaltim. Bahkan dituduh meraup pundi-pundi rupiah sebagai modal dalam mengarungi kontestasi politik Kaltim 2018.
Hal tersebut dilansir dari data grafis Instagram alinea.id, yang bersumber dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam).
Data tersebut mencatat ada beberapa daerah di indonesia yang melakukan aktivitas tambang ilegal, termasuk Kaltim.
Tertulis enam titik tambang ilegal yang beroperasi enam bulan terakhir, tidak tersentuh aparat kepolisian. Diduga menjadi sumber pembiayaan politik bagi mantan Kapolda Kaltim yang bertarung dalam Pilgub Kaltim.
Ditemui baru-baru ini, Safaruddin menanggapi tudingan dengan santai, bahkan mengawalinya dengan senyum dan tawa kecil.
Ia meminta pihak yang menggelindingkan isu tersebut agar membuktikan apa yang disampaikan secara terbuka ke publik.
Pensiunan jenderal bintang dua tersebut menambahkan bahwa selama menjabat sebagai Kapolda Kaltim, dirinya tidak pernah melibatkan diri dalam urusan pertambangan.
"Ada gak perusahaan-perusahaan yang mengatakan pernah memberikan sesuatu kepada Pak Safaruddin. Boleh dicek. Siapa yang menuduh itu, ya, dibuktikan saja," ungkap pasangan mantan Sekdaprov Kaltim, Rusmadi Wongso.
Cawagub yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura ini menyesalkan masih ada oknum maupun pihak tertentu menggunakan isu negatif seperti ini.
Menurutnya bila ada pihak yang menyajikan data ke publik juga harus memperhatikan akurasi data.
Jangan sampai data yang muncul malah memiliki tendensi untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Pengerucutan identitas dalam data yang disajikan, tentu berpengaruh pada faktor kredibilitas seseorang.
"Kemudian sebetulnya tambang itu PT apa? Perusahaan apa? Kemudian keterkaitan dengan saya apa?" tanya Safaruddin.
"Selama dua tahun empat bulan jadi Kapolda, kalau ada yang mengatakan ada yang memberikan sesuatu tunjukkan saja. Buktikan, kapan saya menerima, di mana tempatnya. Yang memberikan sesuatu ke saya siapa? Karena ini soal kredibilitas kita," sambungnya.
