Tragedi Tumpahan Minyak di Balikpapan
Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan, Amankah Konsumsi Ikan? Ini Penjelasan Pemkot
Yosmianto mengatakan, dampak dari tercemarnya laut sebanyak 162 kapal nelayan tidak melaut.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Ada 162 kapal nelayan yang tidak bisa melaut dikarenakan dampak tumpahan solar yang hingga sampai saat ini masih mencemari laut Balikpapan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPP) Balikpapan, Yosmianto usai mengikuti rapat tanggap darurat tumpahan minyak bersama DPR, Pertamina dan unsur muspida lainnya, Selasa (3/4/2018).
Yosmianto mengatakan, dampak dari tercemarnya laut sebanyak 162 kapal nelayan tidak melaut.
Sudah tiga hari nelayan tidak melaut.
"Ada beberapa yang tidak bisa melaut, kebanyakan nelayan dari Balikpapan Barat yang tidak bisa melaut. Untuk nelayan wilayah Balikpapan Timur masih ada yang melaut," kata Yosmianto.
Baca: 3 Pria yang Pernah Nikahi Rachmawati Soekarnoputri, Pernikahan Pertamanya Soekarno Sampai Utang
Yosmianto menyebutkan untuk produksi ikan sendiri masih stabil, karena masih ada stok ikan dari wilayah lain.
"Untuk harga masih stabil, tidak ada kenaikkan yamg signifikan, stok ikan pun sama, karena stok dari wilayah lain. Dan hasil produksi ikan dari wilayah Balikpapan Barat tidak terlalu banyak," ujar Yosmianto.
Apakah masih boleh konsumsi ikan dari laut? Yosminato menjelaskan bahwa konsumsi ikan dari laut Balikpapan masih aman, karena ikan yang diambil agak jauh dari perairan Balikpapan.
"Konsumsi ikan masih aman, karena belum ada nelayan yang melaut ke arah sana," katanya.
Baca: 10 Fakta Tentang Sukmawati Soekarnoputri, Anak Keempat Presiden Soekarno yang Puisinya Kontroversi
Untuk Nelayan yang menggunakan kapal setiap hari mendapat sekitar 3-5 Kg.
"Untuk ikannya macam-macam, kami mengimbau untuk tidak melakukan aktifitas mancing di sana," ungkapnya.