Jelang Pemilu 2018, Rumah Datu Syaiful Muluk yang Pertama Kali Disambangi Pantarlih

Kedatangan Pantarlih tersebut untuk melaksanakan tahapan pemutakhiran data pemilih yang ditandai dengan coklit.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN
Ketua KPU Kaltara Suryanata Al Islami menyematkan kelengkapan kepada petugas Pantarlih Tanjung Palas di Komplek Kesultanan Bulungan, Selasa (17/4/2018). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Tepat setahun menjelang pemilu dan pilpres 2019, seorang Petugas Pendaftaran Pemilih (Pantarlih) di Kecamatan Tanjung Palas mendatangi salah satu kediaman tokoh masyarakat di Tanjung Palas bernama Datu Syaiful Muluk.

Kedatangan Pantarlih tersebut untuk melaksanakan tahapan pemutakhiran data pemilih yang ditandai dengan kegiatan pencocokan dan penelitian (coklit).

Ia didampingi Ketua KPU Kalimantan Utara Suryanata Al Islami dan komisioner KPU Bulungan Hermansyah.

KPU Kalimantan Utara sengaja melaksanakan coklit kepada tokoh-tokoh masyarakat lebih dulu, agar masyarakat lainnya bisa berbondong mengikuti tahapan coklit yang dilakukan oleh Pantarlih.

Baca: 1.519 Pantarlih di Kaltara Mulai Coklit ke Rumah-rumah

"Kami meminta tokoh-tokoh supaya mengajak masyarakat siap mengikuti tahapan coklit. Mungkin dengan ajakan tokoh juga, masyarakat bisa bersiap-siap," kata Suryanata, di kediaman Datu Syaiful MUluk, Selasa (17/4/2018).

Proses coklit berlangsung sekitar 10 menit.

Warga yang dicoklit cukup menyiapkan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan atau Surat Keterangan (Suket) Pengurusan KTP-E.

Suryanata meminta Pantarlih memberi layanan yang maksimal warga, termasuk menyesuaikan waktunya dengan kesiapan warga yang didatangi rumahnya.

Baca: ASN di Tarakan yang Diduga Melanggar Displin akan Dipangggil

"Ketika ada persoalan di lapangan, Pantarlih jangan mengambil keputusan sendiri. Harus koordinasi dulu dengan PPS, kemudian secara hirarki, PPK ke KPU Kabupaten/Kota, selanjutnya ke KPU Provinsi," ujarnya.

KPU tidak menutup ruang bagi Pantarlih ataupun PPS dan PPK yang mau bekreasi dalam melakukan coklit.

"Misalnya membawa sound system keliling, mengajak warga untuk mencoklit, silakan," sebutnya.

Soal honorer Pantarlih, sebut Suryanata kemungkinan tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved