Pelabuhan Ekspor Sudah Beroperasi, Begini Respon Kadin Kaltim
Beroperasinya pelabuhan ekspor di Balikpapan memangkas waktu sekaligus biaya ekspor maupun impor barang.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUN KALTIM.CO, SAMARINDA - Beroperasinya pelabuhan ekspor di Balikpapan memangkas waktu sekaligus biaya ekspor maupun impor barang.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim, Alexander Soemarno mengatakan, biaya kapal yang bisa dihemat mencapai 50 persen.
"Biaya kapalnya ya yang bisa hemat antara 40-50 persen. Sebab tidak perlu singgah lagi di Surabaya atau Jakarta," kata Alex, Selasa (17/4/2018).
Baca: Tahun Ini, Sudah 7 Korban Tewas Terpanggang di Jalan Merdeka Samarinda!
Beroperasinya pelabuhan ekspor ini, kata Alex, akan mendukung tumbuhnya iklim industri di Bumi Etam.
Contohnya, industri akan semakin mudah dalam mengirim hasil produksinya ke luar negeri.
"Dari sisi biaya ekspor jelas lebih efisien. Karena biaya kapal terpangkas lantaran tidak perlu transit. Kemudian bea cukai juga sudah ada, dan semua proses administrasi ekspor jadi lebih mudah, dibandingkan bila harus transit di Surabaya atau Jakarta," urai Alex.
Baca: Pendaftar Dokter Umum Masih Minim, Ini yang Akan Ditempuh Dinkes
Selain itu, daya saing Kaltim sebagai tujuan investasi di bidang industri, diyakini Alex, bakal semakin meningkat.
"Terutama industri yang menggunakan sebagian bahan baku dari luar negeri. Karena, biaya transportasi impornya juga lebih efisien dengan adanya pelabuhan ekspor ini," katanya lagi.
Menurut Alex, beroperasinya pelabuhan ekspor ini harus segera direspon oleh industri di Kaltim.
"Pelabuhan ekspor inikan merupakan infrastruktur industri. Hanya saja, persoalan sekarang, barang yang diekspor dari Kaltim ini yang harus dirumuskan," katanya.
Baca: Proyek Rel Kereta Api di Bengalon Belum Kelihatan, Ini yang Diharapkan Bupati Ismunandar
Pasalnya, untuk sekali ekspor, menurut Alex, diperlukan barang minimal 200 kontainer.
"Kita ada produk kayu. Tapi apa rute dan waktu pengirimannya bisa digabung dengan hasil industri lainnya? Kan beda," tuturnya. (*)