Krisis Suriah
Rudal Bombardir Suriah, Terungkap Negara Ini Cuma Jadi Ajang Uji Coba Produsen Senjata
Selain melawan Amerika, pemerintahan Bashar al-Assad juga masih harus berperang dengan pemberontak ISIS di dalam negaranya.
TRIBUNKALTIM.CO -- Serangan Amerika Serikat dan sekutunya ke Suriah beralasan tentang penggunaan senjata kimia rezim Bashar al-Assad.
Serangan ini tentunya membuat posisi Suriah terjepit.
Selain melawan Amerika, pemerintahan Bashar al-Assad juga masih harus berperang dengan pemberontak ISIS di dalam negaranya.
Keadaan menjadi semakin runyam ketika Rusia ikut campur dan mendukung Presiden Suriah untuk tetap berkuasa.
Suriah merana, negara itu digempur dari luar dan dalam, parahnya lagi baik Amerika dan Rusia membawa senjata-senjata baru untuk di uji cobakan di medan pembunuhan massal bernama Suriah.
Baca: Warga Bertahan di Kampung Akuarium, Begini Rencana Anies Baswedan untuk Mereka
Tercatat Amerika Serikat dan sekutunya sudah meluncurkan lebih dari 105 Rudal Tomahawak untuk melalap sasaran-sasaran strategis di daratan Suriah.
Namun bukan hanya Tomahawak saja yang digunakan untuk menjagal tentara Assad maupun rakyat Suriah tak berdosa.
Masih ada rudal-rudal baru pembawa maut yang hendak diuji coba di Suriah demi mendapat cap battle proven, diantaranya adalah :
1.AGM-158 JASSM-ER

Rudal udara ke permukaan ini ada sejak tahun 2009 lalu.
AGM-158 ER buatan Lockheed Martin ini bisa terbang dengan kecepatan tinggi.
Baca: Wiranto Bertemu SBY, Begini Respon Sekjen PDI-P
Dengan membawa hulu ledak seberat 450 kg, bisa dipastikan bangunan maupun bunker bisa hancur berantakan jika dihantamnya.
Jarak tembakanya pun sangat jauh, yakni mencapai 1.000 kilometer dari titik rudal diluncurkan.