Hari Pendidikan Nasional
Berlangsung Ricuh, Dua Perwakilan Gubernur Lesehan Bersama Mahasiswa
Aksi tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari buruh Sedunia (1 Mei) dan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei).
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ratusan mahasiswa yang terdiri dari berbagai organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Gerakan Bersama Rakyat (Geberak), menggelar aksi damai di depan kantor gubernuran Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
Aksi tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari buruh Sedunia (1 Mei) dan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei).
Massa menilai, pendidikan di Kaltim-Kaltara masih sangat memprihatinkan, terutama di kawasan perbatasan, yang masih sangat tertinggal.
Baca: 2 Anak Tewas Saat Bagi-bagi Sembako di Monas, Warganet Heboh Minta Komentar Mahfud MD
Bahkan massa menilai di beberapa wilayah di perbatasan masih ada yang belum tersentuh buku pelajaran.
"Pendidikan di pelosok perbatasan belum di rasakan, selain masih sangat kurang, gaji guru juga sangat memprihatinkan," ucap salah satu massa aksi, Rabu (2/5/2018).
Selain itu, massa juga mengkritisi terkait dengan membanjirnya tenaga kerja asing (TKA), yang membuat tenaga kerja lokal tidak memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan layak.
Baca: Sekarang Hari Pendidikan Nasional, Begini Sikap Teladan Ki Hajar Dewantara
"Buruh kita dinilai tidak memadai, bagaimana mau memadai jika pendidikan tidak diperhatikan," tuturnya.
Rifki, Korlap aksi menjelaskan, dua isu terkait dengan buruh dan pendidikan dinilai sangat penting, karena berkaitan dengan erat dengan kesejahteraan rakyat.
"Hapuskan tentang pengupahan, dan berikan upah layak kepada buruh yang sesuai dengan kebutuhan buruh. Karena, harga pokok naik setiap saat, sedangkan gaji buruh naik menyesuaikan perekonomian," terangnya.
Baca: Kesederhanaan Pemain Persib Bandung Bikin Mourinho Jatuh Cinta dan Akui sebagai Anak!
"Kita juga mengecam aksi represif dari aparat yang melalukan aksi kekerasan terhadap kami mahasiswa yang menggelar aksi," tambahnya.
Aksi yang awalnya berlangsung damai dan tertib, berubah ricuh saat mahasiswa terlibat aksi saling dorong di depan pagar kantor gubernur.