Ramadan 2018

Unik. . . Ngabuburit ala Kulon Progo, Peserta Adu Memanah Pakai Baju Prajurit Keraton

Ngabuburit atau menunggu berbuka puasa bisa dilakukan dengan banyak cara.

KOMPAS.com/Dani J
Puluhan pria dan wanita dari segala usia ikut adu memanah di sebuah Kampung Jemparing di Kulonprogo, Yogyakarta. Manfaatkan kesempatan akhir pekan dan waktu ngabuburit dengan adu titis-titisan. 

TRIBUNKALTIM.CO, KULON PROGO - Ngabuburit atau menunggu berbuka puasa bisa dilakukan dengan banyak cara.

Puluhan orang dari klub-klub jemparingan di Yogyakarta dan sekitarnya, misalnya, mengisi waktu ngabuburit dengan kegiatan adu memanah tepat sasaran di sebuah arena di Kampung Jemparingan Mataraman Langen Progo di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo.

Seorang anggota klub jemparingan Atmajaya Jaluwasi, Bimo Udara, mengatakan, dia datang dari Yogyakarta untuk ikut jemparingan ini.

Bukan untuk mengikuti kompetisi, melainkan hanya untuk menyalurkan hobi.

"Kegiatan seperti ini sangat menghibur. Hiburannya adalah suasana yang menyenangkan. Beda dengan olahraga (prestasi). Tampilannya saja berbeda. Cara memanahnya juga berbeda," kata Bimo, Sabtu (26/5/2018) menjelang petang.

Jemparingan memang memanah, tapi berbeda dengan olahraga memanah yang dipertandingkan.

Dalam jemparingan, memanah dilakukan untuk membuktikan siapa peserta yang paling titis atau jago mengenai sasaran.

Baca: LIVE STREAMING - Borneo FC Vs Bhayangkara FC Pukul 20.30 WIB, Laga Konsistensi Pesut Etam!

Sasarannya juga bukan papan target, melainkan target kecil berbentuk tiang berwarna terang yang terhubung dengan sebuah bandul kerincingan.

Anak panah yang mengenai target ini akan membuat bandul bergerincing.

"Asal jemparing (anak panah) membuat suara 'nging' (gemerincing) itu rasanya senang sekali di sini (sambil menepuk dadanya)," kata Bimo.

Bimo, salah satu dari puluhan orang yang datang dari berbagai kota di sekitaran Yogyakarta untuk berkumpul di arena Langen Progo ini.

Salah satu keistimewaan jemparingan adalah semua pesertanya mengenakan baju Jawa, yakni: beskap dan blangkon, juga sandal slop untuk yang laki-laki.

Baca: 5 Fakta Menarik Kehidupan Mohamed Salah, Istrinya Berhijab dan Ahli Bioteknologi Loh. . .

Sedangkan yang perempuan berkebaya.

"Adat masing-masing. Kalau dari Bali ya pakai baju adat Bali. Memanah juga sambil bersila. Inilah yang namanya gaya mataraman. Target, penampilan, dengan bersila, berbeda dengan yang prestasi," kata Bimo.

Dia mengatakan, informasi tentang adanya kegiatan jemparingan beredar dari grup ke grup WhatsApp.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved