Wisatawan dan Nelayan di Berau Diimbau Waspadai Angin Kencang
Para nelayan di wilayah pesisir, khususnya nelayan tradisional saat ini tengah enggan melaut
TRIBUNKALTIM.CO – Para nelayan di wilayah pesisir, khususnya nelayan tradisional saat ini tengah enggan melaut, penyebabnya, selain angin kencang, ombak di laut juga tengah tidak bersahabat.
“Ombaknya tidak tinggi, tidak sampai satu meter. Tapi untuk nelayan yang menggunakan sampan seperti kami tetap saja berbahaya. Kalau kapal di atas 10 GT aman saja. Tapi kalau untuk kapal kecil berbahaya,” kata Alimuddin, nelayan Tanjung Batu, Senin (28/5/2018).
Alimuddin menambahkan, tidak hanya dirinya saja yang memilih untuk tidak melaut. Hampir seluruh rekannya sesama nelayan tradisional juga memilih aktivitas lain.
Baca: Pelayanan SIM Tutup Selama Cuti Bersama, Polisi Berikan Masa Tenggang, Catat Jadwalnya
“Sekarang kami hanya menjemur ikan asin saja, itu pun kalau tidak hujan. Sampai sekarang masih sering hujan,” ungkapnya.
Cuaca yang kurang bersahabat ini sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau. Forecaster BMKG Berau, Imam Ali Taba mengatakan, dalam beberapa hari terkahir muncul siklon di wilayah Laut Cina selatan dan samudera pacifik, sebelah tenggara Filipina, wilayah ini berbatasan perairan dengan Kabupaten Berau.
“Siklon ini menyebabkan angin kencang dan hujan di wilayah Berau dan sekitarnya,” kata Imam Ali Taba. Siklon ini menyebabkan angin bergerak dengan kecepatan 6 sampai 15 knot dan maksimal 25 knot dengan durasi singkat di wilayah pesisir Berau.
Menurutnya, gelombang laut masih dalam kondisi yang cukup aman, dengan ketinggian 0,25 meter. Namun angin kencang harus diwaspadai oleh para nelayan.
“Kami mengimbau agar mewaspadai angin kencang untuk 2 atau 3 hari kedepan,” tegasnya.
Baca: Dramatis, Seekor Buaya Bertarung Melawan Ular Paling Berbisa Pembunuh Ribuan Manusia di Asia
Pasalnya, selain angin kencang juga berpotensi turun hujan ringan disertai petir. Tidak hanya para nelayan yang perlu waspada dengan cuaca ini.
Para operator speed boat dan juga penumpangnya, khususnya para wsiatawan agar berhati-hati saat melintasi lautan terbuka.
Seperti diketahui, wilayah pesisir Berau banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang hendak menikmati keindahan wisata bahari. Tidak sedikit hilir-mudik wisatawan yang menyeberang dari Tanjung Batu ke Pulau Derawan, Maratua, Kakaban, Sangalaki dan sekitarnya.
Baca: Besok Peringatan Waisak, Ini Kumpulan Ucapan Selamat Hari Tri Suci Waisak 2561 BE
Mengenai musim hujan yang masih kerap mengguyur Kabupaten Berau, Imam mengatakan, saat ini memang tengah memasuki masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan. “Masih dalam masa peralihan. Dan kondisi lanina lemah di Indonesia, menyebabkan terjadinya penguapan air yang cukup tinggi, sehingga membentuk awan hujan,” jelasnya.