Begini Trik Pegiat SKM Agar Warga Tak Buang Sampah di Sungai

Kesadaran warga untuk tidak terus-menerus membuang sampah di Sungai Karang Minus (SKM), terus meningkat.

Penulis: Rafan Dwinanto |
TRIBUN KALTIM/RAFAN A DWINANTO
Ketua GMSS SKM Misman mengangkut sampah yang ditaruh warga Muang Ilir di jembatan. 

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kesadaran warga untuk tidak terus-menerus membuang sampah di Sungai Karang Mumus (SKM), terus meningkat.

Hal ini diungkapkan Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM, Misman, usai melihat warga Muang Ilir, tak lagi membuang sampah di SKM, Jumat (22/6/2018).

"Ini merupakan anugerah bagi warga yang tinggal di hilir SKM, di hilir Sungai Mahakam, hingga para biota di kawasan pesisir karena mereka tidak lagi menerima sampah buangan dari warga Muang seperti dulu," kata Misman.

Menurut Misman, kesadarannya warga Muang Ilir sudah terlihat sejak dua bulan lalu.

Warga yang biasanya langsung membuang sampah rumah tangganya ke sungai, kini mengumpulkan sampahnya di sekitar jembatan.

Baca: Di Lingkungan Pemkab Kutim, Ada 479 Pegawai Absen Pasca Cuti Bersama

"Karena di daerah itu belum ada Tempat Penampungan Sementara (TPS). Makanya biasanya dibuang langsung ke sungai. Tapi sekarang tidak, sampah dikumpulkan di dekat jembatan," urai Misman.

Tumpukan sampah tersebut, oleh beberapa warga kemudian diangkut ke TPS yang lokasinya cukup jauh dari Kelurahan Lempake.

"Sehingga warga berharap pemerintah membangun bak sampah di sekitar Muang maupun di Kelurahan Lempake," kata Misman.

Mengubah kebiasaan warga yang turun temurun membuang sampah ke sungai, menurut Misman, sangat tidak mudah.

Baca: Tiga Momentum Ini Tahan Warga Kaltim untuk Membeli Properti

"Mereka sebelumnya juga tidak menyadari bahwa sampah yang dibuang tersebut bisa mencemari dan menurunkan kualitas air, sehingga kondisi ini bisa membuat banyak ikan yang mati, warga yang tinggal di hilirnya juga bisa terkena dampak berbagai penyakit akibat air bercampur sampah dan limbah yang menyatu dengan air sungai, bahkan warga di hilirnya juga tidak bisa menikmati air sungai karena tercemar," urai Misman.

Menurut Misman, perlu waktu panjang untuk mengubah kebiasaan ini.

Komunitas GMSS-SKM sejak akhir 2016 terus memberikan pemahaman secara perlahan tentang peran, fungsi, dan manfaat sungai.

Bahkan memberikan contoh bagaimana seharusnya merawat sungai.

"Baru beberapa bulan lalu hingga kini mulai terlihat hasilnya, yakni sudah banyak warga Muang tidak lagi membuang sampah ke sungai," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved