Lukisan Karya Basoeki Abdullah Turut Dipamerkan Dalam Pameran Museum di Dome Balikpapan
sebuah pameran cagar budaya dan permuseuman suguhkan lima sosok pahlawan Indonesia dalam seni lukis kanvas yang berbentuk reproduksi cetak berbingkai.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN -Menyambut peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), sebuah pameran cagar budaya dan permuseuman suguhkan lima sosok pahlawan Indonesia dalam seni lukis kanvas yang berbentuk reproduksi cetak berbingkai.
Event yang mengangkat tema Keberagaman dalam Persatuan ini menghadirkan koleksi Museum Basoeki Abdullah, Selasa (7/8/2018) di di gedung Sport dan Convention Center Dome, Jl Ruhui Rahayu, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Maifa Salamah, Kepala Museum Basoeki Abdullah, menjelaskan, ada sebuah lukisan yang berjudul Ngurah Rai yang dibuat dari bahan cat minyak dalam sebuah kanvas.
Baca: Serius Dukung Jokowi Jadi Capres, 9 Sekjen Partai Koalisi Pamer Kaus Baru
Lukisan ini dibuat tahun 1981. Karya ini merupakan hibah pelukis Basoeki Abdullah kepada negara dalam bentuk reproduksi cetak untuk dijadikan salah satu koleksi museum Basoeki Abdullah.
Secara ketokohan Ngurah Rai merupakan pahlawan Indonesia pada saat itu dalam riwayat hidupnya dia memiliki pasukan yang bernama pasukan Ciung Wanara yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana.
"Puputan berarti habis-habisan sedangkan Margarana memiliki makna pertempuran di Marga sebuah desa ibukota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan Bali," kata wanita berjilbab ini.
Di tempat Bali inilah beliau dan bersama pasukannya kala itu meninggal dunia yang kemudian di sana didirikan Taman Makam Pahlawan Margarana.
Pada sisi bagian kanan terdapat Jendral Oerip Sumohardjjo yang dibuat lukisan ini tahun 1981 pada Sebuah kanvas yang berukuran 44 x 43 centimeter.
Baca: Fokus Selamatkan Korban Gempa di Lombok, TGB Imbau Masyarakat Sumbang Darah
Lukisan ini menggambarkan bahwa Jenderal TNI Oerip Sumohardjjo merupakan seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa revolusi Nasional Indonesia sepak terjangnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Waktu itu, dia dapat menyatukan kekuatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada awal kemerdekaan waktu itu Oerip secara Anumerta dipromosikan menjadi jenderal penuh.
Dia juga mendapat beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia termasuk gelar pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1964.
Posisi gambar lukisannya mengepalkan tangan menyatakan semangat untuk perjuangan Indonesia.
Baca: Tahun 2019, Pemkab Berau Mulai Gunakan Transaksi Non Tunai
Kemudian ada lagi lukisan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang berada di Sebuah kanvas 44 x 43 centimeter dan juga ada lukisan berjudul Walter Monginsidi yang dibuat tahun 1981.
Dan terakhir lukisan penerbang Adi Sutjipto yang dibuat tahun 1961. Karya ini merupakan hibah lukisan Basoeki Abdullah kepada negara mengingat tokoh ini dalam dunia militer udara menjadi satu-satunya kelahiran Indonesia yang menguasai ilmu penerbangan pesawat tempur.
Perlu diketahui, bahwa Adi Sutjipto Meninggal saat pesawatnya mengangkut bantuan obat-obatan dari negara tetangga ditembak oleh pesawat milik Belanda Letty BJ Ruesink dan Serma WE Erkelens.
"Semua orang dipesawat meninggal dunia hanya Gani Gandonocokro yang berhasil selamat waktu itu," ujarnya yang mencerita kembali riwayat perjuangan kala itu.