Lion Air JT610 Jatuh
Jauh dari Keluarga hingga Nyawa jadi Taruhan, Beginilah Risiko Petugas SAR demi Tugas Kemanusiaan
Proses evakuasi korban dan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang tak lepas dari peran SAR.
Jauh dari Keluarga hingga Nyawa jadi Taruhan, Beginilah Risiko Petugas SAR demi Tugas Kemanusiaan
TRIBUNKALTIM.CO -- Proses evakuasi korban dan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang tak lepas dari peran SAR dan tim lainnya.
Mereka harus rela jauh dari keluarga demi tugas kemanusiaan.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung Harsono menceritakan kisahnya saat menjalankan tugas kemanusiaan dan negara demi pencarian korban dan pesawat Lion Air.
Harsono mengaku bersyukur keluarganya, baik istri dan kedua buah hatinya, mengerti akan profesinya sebagai anggota SAR.
"Alhamdulillah keluarga sudah mengerti, saat saya harus meninggalkan mereka," katanya.
Yang terpenting, kata dia, dirinya dan keluarga selalu mengedepankan komunikasi.
Penyelam Relawan Basarnas Meninggal Dunia saat Proses Pencarian Puing Lion Air
Setiap sebelum apel dan saat istirahat siang, Harsono selalu menyempatkan untuk menelepon keluarganya.
"Yang pasti sebelum apel pagi. Siang kalau istirahat dan (saat) kosong (pekerjaan)," katanya.
Pria kelahiran Purworejo 26 Mei 1964 lalu itu menceritakan, sebelum menikah ia dan istrinya dipanggil ke kantor tempat ia bekerja untuk diberi wejangan.

"Sebelum kawin, calon istri panggil ke kantor, dibilangin lelakimu sewaktu-waktu dipanggil tugas harus siap," ujar Harsono.
Menurut Harsono, panggilan tugas secara mendadak bukan sekali dua kali ia alami. Harsono kerap dilibatkan dalam operasi penyelamatan yang membutuhkan waktu lebih dari sepekan, seperti di Perairan Bangka, Cirebon, Pangalengan, dan Brebes.
"Bisa sampai sebulan," katanya.
Suaminya Meninggal saat Evakuasi Lion Air JT160, Istri Relawan Penyelam: Tunggu Aku di Jannah
Menikah dengan Irwan Mussry, Maia Estianty Pakai Nama Belakang Danny?
Harsono mengaku bergabung bersama Basarnas sejak Juli 1986. Pertama masuk institusi tersebut dia ditugaskan di wilayah Palembang.
Tugasnya di daerah Wong Kito berjalan selama 27 tahun.