Kecamatan Tabang Jadi Prioritas Pelayanan Air Bersih PDAM Kukar di Tahun 2019
Kecamatan Tabang merupakan satu-satunya kecamatan di Kukar yang belum terlayani air bersih.
Penulis: Rahmad Taufik |
Kecamatan Tabang Jadi Prioritas Pelayanan Air Bersih PDAM Kukar di Tahun 2019
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kecamatan Tabang merupakan satu-satunya kecamatan di Kukar yang belum terlayani air bersih, sehingga kecamatan paling ujung di Kukar ini menjadi target dan prioritas PDAM pada 2019 mendatang.
"Target dari Pemkab yang diembankan pada PDAM, Tabang menjadi prioritas untuk terlayani air bersih. Apalagi skedul pelaksanaan MTQ dilaksanakan di Tabang pada September 2019," kata Dirut PDAM Tirta Mahakam Suparno dalam peringatan HUT PDAM Tirta Mahakam ke-27, Senin (17/12).
Ia mengemukakan, infrastruktur air bersih sangat diharapkan masyarakat Tabang, terutama Desa Sidomulyo dan Bila Talang. Perencanaan PDAM dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) tidak di Sidomulyo karena desa ini, menurut informasi warga dan camat rawan banjir. "Nantinya kami bangun IPA di seberangnya, yakni Desa Bila Talang, kalau sudah terbangun akan mencangkup 3 desa, yakni Sidomulyo, Bila Talang dan Umaq Bekuai," tuturnya.
Ia menuturkan, saat ini masyarakat Tabang menggunakan air dari Sungai Jong dari proyek pipanisasi air bersih yang dibangun Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), namun sampai hari ini tidak maksimal. "Kecenderungannya tidak melayani secara kontinyu setelah kami identifikasi dengan pihak kecamatan dan Bappeda," ujar Suparno.
PDAM akan membangun IPA Di Tabang kapasitas 20 liter/detik. Menurutnya, pelaksanaan MTQ mendatang sangat tepat untuk membuka akses ke Tabang. "Bagi kami PDAM tepat masuk ke sana, perencanaan dengan PU sudah siap, Januari sudah dilelang," tuturnya.
Ia mengatakan, selama ini hambatan PDAM terletak pada topografi. Secara geografis, Tabang terletak paling hulu Kabupaten Kukar. Posisinya yang paling ujung ini menjadi kendala tersendiri bagi PDAM dalam menjangkaunya.
Saat ini cakupan PDAM baru mencapai 65 persen se-Kukar dari eksisting yang terlayani. Secara keseluruhan, ia mengatakan cakupannya lebih dari 65 persen karena ada beberapa kegiatan pembangunan yang tidak diserahkan ke PDAM namun prosesnya langsung ke masyarakat. "Ini tidak bisa kita hitung, bagaimana pemerintah memberikan paling tidak kami menginginkan percepatan ini adanya penyertaan modal pemerintah kepada PDAM sehingga penyertaan itu akan kami gunakan agar tepat sasaran," kata Suparno.
Pihaknya sudah melaksanakan sinkronisasi program dengan PUPR. Ia berharap, pada 2019 porsi pembangunan air bersih lebih diprioritaskan. "Kita lihat pertumbuhan penduduk dengan penambahan instalasi air bersih tidak seimbang," ucapnya. Saat ini peran PDAM hanya sebagai operator karena pembangunan sarana air bersih menjadi tugas Kementerian PUPR. (*)